Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur tetap gencar melakukan monitoring dan pendampingan vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) di Desa Kramat Agung, kabupaten setempat, meski kasus PMK sudah jarang ditemukan.
"Selain vaksinasi PMK, dalam kesempatan tersebut, juga dilakukan pengobatan, pemberian mineral, obat cacing dan vitamin pada sapi. Pelayanan ini dilakukan secara door to door ke masing-masing pemilik sapi," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo Mahbub Zunaidi dalam keterangan tertulis yang diterima di Probolinggo, Selasa.
Ia mengatakan kegiatan tersebut melibatkan Medik Veteriner Muda Diperta Kabupaten Probolinggo drh. Novita Dwi Setyorini dan drh Peni Lestari bersama petugas Puskeswan Bantaran (dokter hewan, paramedik dan inseminator).
"Kegiatan itu dilakukan sebagai salah satu usaha mempercepat pelaksanaan vaksinasi PMK di Kabupaten Probolinggo dan melakukan monitoring, karena masih ditemukan kasus penyakit mulut dan kuku, umumnya terjadi pada sapi yang baru beli di pasar hewan," tuturnya.
Tercatat sebanyak 56 ekor sapi berhasil dilakukan vaksinasi PMK oleh petugas serta mendapatkan pelayanan, baik pengobatan, pemberian mineral, obat cacing dan vitamin.
"Alhamdulillah, masyarakat antusias menerima kedatangan petugas, meskipun ada sebagian kecil masyarakat yang tidak berkenan sapinya divaksin," katanya.
Para peternak, lanjut dia, masih khawatir dan takut dengan efek samping vaksin atau KIPI (kejadian ikutan pasca-imunisasi), sehingga diperlukan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang penyakit tersebut.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner drh. Nikolas Nuryulianto mengatakan Dinas Pertanian juga sudah melakukan pendampingan dan pengawasan pelaksanaan vaksinasi PMK di Kecamatan Pakuniran dengan sasaran 72 ekor ternak.
"Semua ternak yang rentan PMK, seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba itu divaksin PMK supaya Indonesia bebas PMK dan meningkatkan daya jual ternak, karena setelah divaksin, ternaknya sehat, apalagi vaksin itu gratis," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Selain vaksinasi PMK, dalam kesempatan tersebut, juga dilakukan pengobatan, pemberian mineral, obat cacing dan vitamin pada sapi. Pelayanan ini dilakukan secara door to door ke masing-masing pemilik sapi," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo Mahbub Zunaidi dalam keterangan tertulis yang diterima di Probolinggo, Selasa.
Ia mengatakan kegiatan tersebut melibatkan Medik Veteriner Muda Diperta Kabupaten Probolinggo drh. Novita Dwi Setyorini dan drh Peni Lestari bersama petugas Puskeswan Bantaran (dokter hewan, paramedik dan inseminator).
"Kegiatan itu dilakukan sebagai salah satu usaha mempercepat pelaksanaan vaksinasi PMK di Kabupaten Probolinggo dan melakukan monitoring, karena masih ditemukan kasus penyakit mulut dan kuku, umumnya terjadi pada sapi yang baru beli di pasar hewan," tuturnya.
Tercatat sebanyak 56 ekor sapi berhasil dilakukan vaksinasi PMK oleh petugas serta mendapatkan pelayanan, baik pengobatan, pemberian mineral, obat cacing dan vitamin.
"Alhamdulillah, masyarakat antusias menerima kedatangan petugas, meskipun ada sebagian kecil masyarakat yang tidak berkenan sapinya divaksin," katanya.
Para peternak, lanjut dia, masih khawatir dan takut dengan efek samping vaksin atau KIPI (kejadian ikutan pasca-imunisasi), sehingga diperlukan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang penyakit tersebut.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner drh. Nikolas Nuryulianto mengatakan Dinas Pertanian juga sudah melakukan pendampingan dan pengawasan pelaksanaan vaksinasi PMK di Kecamatan Pakuniran dengan sasaran 72 ekor ternak.
"Semua ternak yang rentan PMK, seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba itu divaksin PMK supaya Indonesia bebas PMK dan meningkatkan daya jual ternak, karena setelah divaksin, ternaknya sehat, apalagi vaksin itu gratis," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023