Bojonegoro - Sebanyak 100 pedonor di Bojonegoro menerima penghargaan dari PMI yang akan diserahkan oleh Ketua PMI Provinsi Jatim, Imam Utomo, bersamaan dengan peringatan HUT ke-66 organisasi tersebut, Senin (26/9).
Sekretaris PMI Bojonegoro Sukoha Widodo, Sabtu mengatakan, mereka yang menerima penghargaan tersebut karena sudah melakukan donor darah mulai 10,25,35 dan 50 kali. Penghargaan bagi pedonor 10 dan 25 kali dikeluarkan PMI Bojonegoro, sedangkan pedonor 35 dan 50 kali dikeluarkan PMI Provinsi Jatim.
Rencananya, penghargaan diserahkan Ketua PMI Provinsi Jatim Imam Utomo kepada para pedonor bersamaan dengan upacara peringatan HUT PMI di pendopo Pemkab Bojonegoro.
"Di Bojonegoro, pada 2011 ini ada tiga pedonor 100 kali yang kami usulkan bisa mendapatkan penghargaan dari Presiden RI," katanya.
Di Bojonegoro, sebelum ini sudah ada tiga pedonor yang pernah mendapatkan penghargaan dari Presiden RI, yaitu Suismoyo, Muhaimin dan Gembong.
Menurut dia, bersamaan HUT PMI ini juga digelar berbagai kegiatan. Antara lain, donor darah dengan pedonor abang becak, ojek dan kusir dokar.
Selain itu, lanjutnya, juga dilaksanakan bakti sosial bantuan 250 paket sembako bagi keluarga tidak mampu di Kelurahan Ledokkulon, Kecamatan Kota, dan droping air bersih di Desa Ngorogunung, Kecamatan Bubulan.
Droping air bersih langsung memanfaatkan mobil tangki air PMI dan disalurkan bagi warga di desa setempat yang kesulitan air bersih. "Droping air bersih dengan kendaraan mobil tangki air PMI ini sudah berjalan beberapa hari," katanya mengungkapkan.
Dalam kesempatan itu, lanjutnya, juga akan dilakukan nota kesepahaman dengan Polres Bojonegoro dalam pelaksanan donor darah. Nota kesepahaman tersebut, sebagai langkah PMI Bojonegoro, untuk bisa mencukupi kebutuhan stok darah di daerah setempat.
"Dalam periode tertentu polres melakukan donor darah, mulai tingkat kabupaten hingga kecamatan," ungkapnya.
Menurut dia, prinsip donor darah yang sekarang diterapkan yakni inisiatif donor darah berangkat dari masyarakat, sedangkan PMI hanya sebatas yang mengambil darah. "Kalau sebelum ini, seolah-olah yang membutuhkan darah PMI," ujarnya.
Ia menjelaskan, berdasarkan ketentuan WHO, idealnya stok darah di suatu daerah berkisar 2,5 persen dari jumlah penduduk. Dengan jumlah penduduk Bojonegoro, sekitar 1,3 juta jiwa, stok darah yang harus dimiliki berkisar 25 ribu kantong/tahun.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011