Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Kepolisian Daerah Jawa Timur membuat program kampung tangguh bebas narkoba untuk mencegah peredaran barang haram tersebut dari lingkungan kampung di wilayah setempat.
"Jadi, ini sistem kerjanya setiap Polres menunjuk satu kampung yang diikutsertakan dalam kegiatan lomba kampung tangguh bebas narkoba. Nanti akan dinilai," kata Direktur Reserse Narkoba (Dirresnarkoba) Polda Jatim Kombes Pol. Arie Ardian Rishadi di Surabaya, Rabu.
Arie mengatakan bahwa terciptanya program tersebut setelah Polda Jatim menggelar diskusi serta koordinasi dengan sejumlah pemangku kebijakan yang juga sebagai tindak lanjut program Quick Wins Kapolri.
Ini juga menyusul angka penyalahgunaan narkoba yang cukup tinggi. Dari data tersebut, tercatat rata-rata per tahun bisa mengungkap sebanyak 6.000 hingga 6500 kasus.
"Kami harus melakukan program-program pencegahan yang lebih efektif. Kami sudah ada kampung bersih narkoba sebetulnya, kami akan evaluasi betul. Dan kebetulan ini juga menjadi program Quick Wins Bapak Kapolri, sehingga kami akan mengefektifkan kembali kampung-kampung tangguh antinarkoba," ujarnya.
Arie menambahkan pihaknya juga akan bersinergi dengan sejumlah pihak, mulai dari BNNP, pemerintah provinsi, pemerintah daerah, dalam hal ini ada dinas pemberdayaan desa, kesbangpol dan akademisi untuk sama-sama merumuskan konsep sinerginya.
"Mulai dari kesiapan personel, dukungan anggarannya, dari metode yang harus kami laksanakan, sampai dengan bagaimana cara pengukuran tingkat keberhasilannya," ujarnya.
"Supaya betul-betul program kampung tangguh bebas narkoba ini bisa diukur efektivitasnya dan memberikan dampak yang luar biasa untuk masyarakat dalam menurunkan angka penyalahgunaan narkoba di Jawa Timur," tambah alumnus Akpol 1996 tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Jadi, ini sistem kerjanya setiap Polres menunjuk satu kampung yang diikutsertakan dalam kegiatan lomba kampung tangguh bebas narkoba. Nanti akan dinilai," kata Direktur Reserse Narkoba (Dirresnarkoba) Polda Jatim Kombes Pol. Arie Ardian Rishadi di Surabaya, Rabu.
Arie mengatakan bahwa terciptanya program tersebut setelah Polda Jatim menggelar diskusi serta koordinasi dengan sejumlah pemangku kebijakan yang juga sebagai tindak lanjut program Quick Wins Kapolri.
Ini juga menyusul angka penyalahgunaan narkoba yang cukup tinggi. Dari data tersebut, tercatat rata-rata per tahun bisa mengungkap sebanyak 6.000 hingga 6500 kasus.
"Kami harus melakukan program-program pencegahan yang lebih efektif. Kami sudah ada kampung bersih narkoba sebetulnya, kami akan evaluasi betul. Dan kebetulan ini juga menjadi program Quick Wins Bapak Kapolri, sehingga kami akan mengefektifkan kembali kampung-kampung tangguh antinarkoba," ujarnya.
Arie menambahkan pihaknya juga akan bersinergi dengan sejumlah pihak, mulai dari BNNP, pemerintah provinsi, pemerintah daerah, dalam hal ini ada dinas pemberdayaan desa, kesbangpol dan akademisi untuk sama-sama merumuskan konsep sinerginya.
"Mulai dari kesiapan personel, dukungan anggarannya, dari metode yang harus kami laksanakan, sampai dengan bagaimana cara pengukuran tingkat keberhasilannya," ujarnya.
"Supaya betul-betul program kampung tangguh bebas narkoba ini bisa diukur efektivitasnya dan memberikan dampak yang luar biasa untuk masyarakat dalam menurunkan angka penyalahgunaan narkoba di Jawa Timur," tambah alumnus Akpol 1996 tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023