Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un sepertinya sudah mengunjungi sejumlah pabrik senjata utama pekan lalu untuk tujuan-tujuan seperti merespons rencana latihan militer Korea Selatan dan Amerika Serikat dan niat mengekspor senjata, kata Kementerian Unifikasi Korea Selatan pada Senin.
Mulai Kamis sampai Sabtu pekan lalu pemimpin Korea Utara itu menginspeksi sejumlah pabrik senjata penting, termasuk pabrik pembuat peluru untuk peluncur roket kaliber besar dan mesin untuk rudal jelajah strategis.
Kunjungan lapangan itu dilakukan setelah Korea Selatan dan Amerika Serikat berencana menggelar latihan militer tahunan bersandi Ulchi Freedom Shield, akhir bulan ini.
Kunjungan itu juga dilakukan di tengah spekulasi bahwa Korea Utara mungkin tengah mengupayakan ekspor senjata ke Rusia untuk digunakan dalam perang Rusia-Ukraina.
"(Inspeksi Kim kali ini) bertujuan banyak, mulai dari memamerkan pencapaian negara itu dalam sektor pertahanan, merespons latihan militer gabungan Seoul-Washington dan upaya mengekspor senjata," kata Koo Byoung-sam, juru bicara kementerian tersebut dalam jumpa pers.
Koo mengatakan "sangat disayangkan" Korea Utara terus mengembangkan senjata nuklir, rudal balistik antarbenua (ICBM) dan senjata konvensional dengan mengorbankan rakyat Korea Utara.
Baca juga: Korut pamerkan rudal antarbenua Hwasong
Dalam kunjungan tersebut, Kim untuk pertama kalinya mengungkapkan istilah "kerja ekonomi pertahanan nasional".
Para pakar menilai Pyongyang mungkin berusaha menambah devisa dan menggenjot perekonomian negara itu yang hampir mati, melalui industri pertahanannya.
"Tampaknya baru kali ini Korea Utara menggunakan istilah semacam itu. Jika ini artinya ekspor senjata, maka sangat disayangkan Korea Utara terang-terangan melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB (yang melarang program nuklir dan senjatanya)," kata Koo.
Korea Utara sepertinya berusaha memperkuat kerja sama militer dengan Rusia. Kim berkomunikasi dengan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dan pejabat senior China saat parade militer 27 Juli lalu.
Dia juga mendampingi Shoigu dalam pameran senjata di Pyongyang, selain melancarkan serangan degan menerbangkan drone mata-mata dan meluncurkan ICBM.
Menyangkut aktifnya kembali Pak Jong-chon, pejabat senior Korea Utara yang diberhentikan, pejabat Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan butuh waktu lebih banyak untuk menganalisis peran Pak.
Pak, yang mantan wakil ketua komisi militer pada komite sentral partai berkuasa, tampak ikut serta dalam rombongan inspeksi Kim Jong-un, setelah dia diberhentikan dari jabatannya akhir Desember silam.
Sumber: Yonhap-OANA
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Mulai Kamis sampai Sabtu pekan lalu pemimpin Korea Utara itu menginspeksi sejumlah pabrik senjata penting, termasuk pabrik pembuat peluru untuk peluncur roket kaliber besar dan mesin untuk rudal jelajah strategis.
Kunjungan lapangan itu dilakukan setelah Korea Selatan dan Amerika Serikat berencana menggelar latihan militer tahunan bersandi Ulchi Freedom Shield, akhir bulan ini.
Kunjungan itu juga dilakukan di tengah spekulasi bahwa Korea Utara mungkin tengah mengupayakan ekspor senjata ke Rusia untuk digunakan dalam perang Rusia-Ukraina.
"(Inspeksi Kim kali ini) bertujuan banyak, mulai dari memamerkan pencapaian negara itu dalam sektor pertahanan, merespons latihan militer gabungan Seoul-Washington dan upaya mengekspor senjata," kata Koo Byoung-sam, juru bicara kementerian tersebut dalam jumpa pers.
Koo mengatakan "sangat disayangkan" Korea Utara terus mengembangkan senjata nuklir, rudal balistik antarbenua (ICBM) dan senjata konvensional dengan mengorbankan rakyat Korea Utara.
Baca juga: Korut pamerkan rudal antarbenua Hwasong
Dalam kunjungan tersebut, Kim untuk pertama kalinya mengungkapkan istilah "kerja ekonomi pertahanan nasional".
Para pakar menilai Pyongyang mungkin berusaha menambah devisa dan menggenjot perekonomian negara itu yang hampir mati, melalui industri pertahanannya.
"Tampaknya baru kali ini Korea Utara menggunakan istilah semacam itu. Jika ini artinya ekspor senjata, maka sangat disayangkan Korea Utara terang-terangan melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB (yang melarang program nuklir dan senjatanya)," kata Koo.
Korea Utara sepertinya berusaha memperkuat kerja sama militer dengan Rusia. Kim berkomunikasi dengan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dan pejabat senior China saat parade militer 27 Juli lalu.
Dia juga mendampingi Shoigu dalam pameran senjata di Pyongyang, selain melancarkan serangan degan menerbangkan drone mata-mata dan meluncurkan ICBM.
Menyangkut aktifnya kembali Pak Jong-chon, pejabat senior Korea Utara yang diberhentikan, pejabat Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan butuh waktu lebih banyak untuk menganalisis peran Pak.
Pak, yang mantan wakil ketua komisi militer pada komite sentral partai berkuasa, tampak ikut serta dalam rombongan inspeksi Kim Jong-un, setelah dia diberhentikan dari jabatannya akhir Desember silam.
Sumber: Yonhap-OANA
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023