Ratusan orang mengatasnamakan Pemuda Surabaya Bersatu menggelar aksi berupa doa bersama untuk Rocky Gerung di depan Gedung Negara Grahadi, Kamis sore.
"Kami Pemuda Surabaya Bersatu mengingatkan bahwa penting untuk selalu berbicara dengan hormat dan menghargai perbedaan pendapat," kata salah satu inisiator aksi bernama Hadrean Renanda saat orasi.
Aksi tersebut dilakukan dengan khidmat dan dilakukan secara bergiliran untuk masing-masing pemeluk agama.
Diketahui aksi tersebut merupakan dampak adanya dugaan penghinaan kepada Presiden RI Joko Widodo yang dilontarkan oleh seorang akademisi, filsuf sekaligus pengamat politik Rocky Gerung (RG) dalam sebuah pidatonya belum lama ini. Pidato tersebut sempat viral di media sosial dan menyebabkan gejolak di tengah masyarakat, khususnya dari pendukung Presiden Jokowi.
Meski permasalahan ini sudah dilaporkan oleh Bidang Hukum DPP PDI Perjuangan pada hari Rabu (2/8), bahkan sebelumnya juga dilaporkan oleh 50 barisan Relawan Jokowi, kemarahan masyarakat di berbagai daerah masih tidak bisa dibendung, termasuk di Surabaya.
"Jika ada perbedaan pandangan politik atau pendapat, lebih baik untuk berdialog dengan sopan dan menghindari penghinaan atau pemecah belah bangsa," ucapnya.
Hadrean juga mengingatkan agar semua pihak selalu berupaya mencari cara untuk menciptakan pemahaman dan toleransi di antara sesama.
"Jika Rocky Gerung telah melakukan tindakan yang menghina Presiden Jokowi atau melanggar hukum, itu adalah masalah yang harus ditangani oleh pihak berwenang, seperti kepolisian atau lembaga hukum yang berlaku," kata Hadrean.
"Penting untuk menghormati hukum dan peraturan yang berlaku di negara kita," tuturnya menambahkan.
Ia juga mengajak masyarakat untuk mendoakan semoga Rocky Gerung mendapatkan kesadaran dan kebijaksanaan dalam tindakannya.
"Semoga dia memahami dan menghargai dampak dari pernyataan dan tindakannya terhadap orang lain dan masyarakat. Semoga dia juga dapat belajar untuk berbicara dengan penuh hormat, menghargai perbedaan, dan berkontribusi secara positif untuk menciptakan pemahaman dan kedamaian di tengah-tengah masyarakat," ucapnya.
Hadrean berharap kesadaran ini membawanya pada jalan yang lebih baik dalam berinteraksi dengan orang lain dan berkontribusi pada kemajuan bangsa Indonesia.
Di sisi yang sama, Kusnan yang juga sebagai inisiator gerakan menegaskan bahwa giat yasin tahlil di depan Gedung Grahadi ini memang respons penghinaan yang dilakukan RG terhadap Presiden Jokowi.
"Sebagai masyarakat, jelas kami merasa sangat tersinggung Presiden kami dihina dan dilecehkan. Apalagi, dilakukan seorang yang mengaku akademisi seperti Rocky Gerung," kata Kusnan.
Kalau ada yang tidak terima dan berbuat berbuat anarkis, kata dia, malah melanggar hukum. Hal itu bukan sifat dari anak-anak pendukung Jokowi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Kami Pemuda Surabaya Bersatu mengingatkan bahwa penting untuk selalu berbicara dengan hormat dan menghargai perbedaan pendapat," kata salah satu inisiator aksi bernama Hadrean Renanda saat orasi.
Aksi tersebut dilakukan dengan khidmat dan dilakukan secara bergiliran untuk masing-masing pemeluk agama.
Diketahui aksi tersebut merupakan dampak adanya dugaan penghinaan kepada Presiden RI Joko Widodo yang dilontarkan oleh seorang akademisi, filsuf sekaligus pengamat politik Rocky Gerung (RG) dalam sebuah pidatonya belum lama ini. Pidato tersebut sempat viral di media sosial dan menyebabkan gejolak di tengah masyarakat, khususnya dari pendukung Presiden Jokowi.
Meski permasalahan ini sudah dilaporkan oleh Bidang Hukum DPP PDI Perjuangan pada hari Rabu (2/8), bahkan sebelumnya juga dilaporkan oleh 50 barisan Relawan Jokowi, kemarahan masyarakat di berbagai daerah masih tidak bisa dibendung, termasuk di Surabaya.
"Jika ada perbedaan pandangan politik atau pendapat, lebih baik untuk berdialog dengan sopan dan menghindari penghinaan atau pemecah belah bangsa," ucapnya.
Hadrean juga mengingatkan agar semua pihak selalu berupaya mencari cara untuk menciptakan pemahaman dan toleransi di antara sesama.
"Jika Rocky Gerung telah melakukan tindakan yang menghina Presiden Jokowi atau melanggar hukum, itu adalah masalah yang harus ditangani oleh pihak berwenang, seperti kepolisian atau lembaga hukum yang berlaku," kata Hadrean.
"Penting untuk menghormati hukum dan peraturan yang berlaku di negara kita," tuturnya menambahkan.
Ia juga mengajak masyarakat untuk mendoakan semoga Rocky Gerung mendapatkan kesadaran dan kebijaksanaan dalam tindakannya.
"Semoga dia memahami dan menghargai dampak dari pernyataan dan tindakannya terhadap orang lain dan masyarakat. Semoga dia juga dapat belajar untuk berbicara dengan penuh hormat, menghargai perbedaan, dan berkontribusi secara positif untuk menciptakan pemahaman dan kedamaian di tengah-tengah masyarakat," ucapnya.
Hadrean berharap kesadaran ini membawanya pada jalan yang lebih baik dalam berinteraksi dengan orang lain dan berkontribusi pada kemajuan bangsa Indonesia.
Di sisi yang sama, Kusnan yang juga sebagai inisiator gerakan menegaskan bahwa giat yasin tahlil di depan Gedung Grahadi ini memang respons penghinaan yang dilakukan RG terhadap Presiden Jokowi.
"Sebagai masyarakat, jelas kami merasa sangat tersinggung Presiden kami dihina dan dilecehkan. Apalagi, dilakukan seorang yang mengaku akademisi seperti Rocky Gerung," kata Kusnan.
Kalau ada yang tidak terima dan berbuat berbuat anarkis, kata dia, malah melanggar hukum. Hal itu bukan sifat dari anak-anak pendukung Jokowi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023