Kediri- Para bidan di Kabupaten Kediri mengeluhkan kegiatan pelatihan asuhan persalinan normal (APN), sebagai salah satu syarat mendapatkan izin praktik karena mahalnya ongkos.
"Tahun ini kok membayar sebesar itu, padahal sebelumnya gratis," kata salah seorang bidan yang enggan disebut namanya, saat dikonfirmasi tentang biaya pelatihan hingga Rp2 juta per bidan itu, Selasa.
Pelatihan APN ini digelar oleh Ikan Bidan Indonesia (IBI) yang bekerja sama dengan Pusat Pelatihan Klinik Primer (P2KP). Pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan profesionalisme bidan saat menangani pasien yang bersalin.
Menurut sejumlah bidan, pelatihan ini sebenarnya tidak wajib, bahkan sebenarnya tidak ada biaya yang dibebankan kepada para peserta, terutama bidan negeri. Sementara, untuk bidan swasta yang mengikuti acara ini, akan ditarik sejumlah biaya, tetapi besarnya sesuai kebutuhan.
Keresahan para bidan ini muncul, ketika ada keputusan untuk mengikuti acara ini dan membayar sejumlah dana sebagai pelatihan. Mereka harus membayar Rp2 juta untuk ikut acara ini, dan paling lambat dibayarkan pada panitia, 26 September 2011.
Kepala Bidang Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri Nugroho mengatakan, instansinya tidak terlibat langsung dalam kegiatan itu. Acara itu digelar oleh IBI dan P2KP dan dilakukan secara mandiri.
"Kalau tujuannya, tentunya untuk meningkatkan kompetensi, tapi, untuk masalah biaya kami tidak tahu, karena ditanggung secara mandiri," katanya mengungkapkan.
Sementara itu, Ketua IBI Kabupaten Kediri Sri Arnani mengakui jika ada sejumlah bidan yang memang mengeluhkan besarnya biaya pelatihan itu. Namun, ia menegaskan jika pelatihan itu diperlukan sebagai persyaratan kepemilikan surat izin praktik bidan (SIPB).
Ia menyebut, tidak semua bidan di kabupaten sudah mempunyai SIPB. Dari 602 bidan sebagai anggota IBI, baru 200 yang mempunyai izin atau yang mengantongi sertifikat APN.
Menyinggung masalah besarnya dana, ia mengatakan sudah diperhitungkan untuk kegiatan itu selama 10 hari. Anggaran itu dikeluarkan untuk biaya konsumi hingga honor pelatih.
"Program itu lanjutan dari program serupa yang sempat terbengkalai beberapa tahun lalu. Kami berharap, dengan program ini kecakapan bidan semakin meningkat," kata Arnani.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011