Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Megawati Soekarnoputri menyatakan untuk mendirikan kebun raya itu tidak mudah sebab ada kriteria dan standar tinggi yang harus dipenuhi.
"Ketika saya menjadi Wapres, saya ini senang main di kebun raya. Kebun raya dulu hanya lima, yaitu Kebun Raya Bogor, Cibodas, Bedugul, Purwodadi, Cibinong,” kata Megawati dalam sambutannya saat meresmikan Kebun Raya Mangrove di kawasan Gunung Anyar, Surabaya, Rabu.
Ia mengaku menerima keluhan dari pengelola kebun raya yang menyatakan operasional pemeliharaannya sangat tinggi.
Kemudian melakukan kunjungan lapangan dan menyampaikan bagaimana apabila kebun raya diarahkan menjadi tempat pariwisata. Sehingga ada pemasukan secara anggaran untuk dimanfaatkan kembali untuk pemeliharaan.
"Pendek cerita, lalu saya bikinlah Yayasan Kebun Raya Indonesia ini. Sampai hari ini masih. Alhamdulillah, seperti tadi dikatakan oleh Ketua (BRIN) Pak Laksana Tri Handoko itu, dari lima itu sekarang sudah insya Allah menjadi 45," ujarnya.
Presiden Kelima RI itu menyampaikan, bahwa membuat kebun raya itu sangat sulit. "Tidak boleh sembarangan, ada kriteriannya, ada standarisasinya. Dulu itu di bawah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIP)I dan sekarang LIPI pun sudah masuk di masuk ke dalam BRIN," kata Megawati.
Megawati juga menceritakan pentingnya negara menjaga keanekaragaman hayati atau biodiversitas. Di sisi lain, Indonesia juga penting menjaga kelestarian plasma nutfah.
"Plasma nutfah itu sangat, sangat, sangat, sangat luar biasa. Ini untuk mendidik anak-anak generasi akan datang," ujar Megawati yang juga Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia ini.
Megawati menyadari, pengelolaan kebun raya itu tidak mengutamakan pemerolehan keuntungan materi. Untuk itu, Megawati menyatakan apabila ada pihak yang merasa kekurangan materi dalam mengelola atau membuat kebun raya, dirinya selalu tergerak membantu.
"Kami minta kepada teman-teman untuk bisa memberikan gotong royong. Untuk ini mangrove, kami sudah bisa mengumpulkan, itu Pak Wali Kota sekitar Rp2 miliar. Tetapi kami ingin untuk kalau bisa itu untuk bisa menambah koleksi spesies-spesies yang baru dan spesies mangrove itu hampir kalau yang saya dengar itu 100-an, jadi, ini baru separuhnya," kata Megawati.
Peresmian Kebun Raya Mangorve tersebut selain dihadiri Megawati juga Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono dan pejabat penting lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Ketika saya menjadi Wapres, saya ini senang main di kebun raya. Kebun raya dulu hanya lima, yaitu Kebun Raya Bogor, Cibodas, Bedugul, Purwodadi, Cibinong,” kata Megawati dalam sambutannya saat meresmikan Kebun Raya Mangrove di kawasan Gunung Anyar, Surabaya, Rabu.
Ia mengaku menerima keluhan dari pengelola kebun raya yang menyatakan operasional pemeliharaannya sangat tinggi.
Kemudian melakukan kunjungan lapangan dan menyampaikan bagaimana apabila kebun raya diarahkan menjadi tempat pariwisata. Sehingga ada pemasukan secara anggaran untuk dimanfaatkan kembali untuk pemeliharaan.
"Pendek cerita, lalu saya bikinlah Yayasan Kebun Raya Indonesia ini. Sampai hari ini masih. Alhamdulillah, seperti tadi dikatakan oleh Ketua (BRIN) Pak Laksana Tri Handoko itu, dari lima itu sekarang sudah insya Allah menjadi 45," ujarnya.
Presiden Kelima RI itu menyampaikan, bahwa membuat kebun raya itu sangat sulit. "Tidak boleh sembarangan, ada kriteriannya, ada standarisasinya. Dulu itu di bawah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIP)I dan sekarang LIPI pun sudah masuk di masuk ke dalam BRIN," kata Megawati.
Megawati juga menceritakan pentingnya negara menjaga keanekaragaman hayati atau biodiversitas. Di sisi lain, Indonesia juga penting menjaga kelestarian plasma nutfah.
"Plasma nutfah itu sangat, sangat, sangat, sangat luar biasa. Ini untuk mendidik anak-anak generasi akan datang," ujar Megawati yang juga Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia ini.
Megawati menyadari, pengelolaan kebun raya itu tidak mengutamakan pemerolehan keuntungan materi. Untuk itu, Megawati menyatakan apabila ada pihak yang merasa kekurangan materi dalam mengelola atau membuat kebun raya, dirinya selalu tergerak membantu.
"Kami minta kepada teman-teman untuk bisa memberikan gotong royong. Untuk ini mangrove, kami sudah bisa mengumpulkan, itu Pak Wali Kota sekitar Rp2 miliar. Tetapi kami ingin untuk kalau bisa itu untuk bisa menambah koleksi spesies-spesies yang baru dan spesies mangrove itu hampir kalau yang saya dengar itu 100-an, jadi, ini baru separuhnya," kata Megawati.
Peresmian Kebun Raya Mangorve tersebut selain dihadiri Megawati juga Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono dan pejabat penting lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023