Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengingatkan aparatur sipil negara (ASN) setempat agar tidak menggunakan gas elpiji tabung 3 kilogram bersubsidi karena elpiji melon tersebut hanya untuk warga prasejahtera.

"Aparatur sipil negara (di lingkungan Pemkab Banyuwangi, red.) jangan pakai LPG bersubsidi," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima di Banyuwangi, Jawa Timur, Senin.

Dia menjelaskan gas elpiji tabung 3 kilogram tersebut merupakan produk subsidi dari pemerintah untuk masyarakat prasejahtera dan tidak diperuntukkan warga yang mampu.

Apalagi, lanjut dia, elpiji tabung melon tidak boleh digunakan oleh industri maupun rumah makan atau jenis usaha lainnya.

"Nanti (kami, red.) sidak dengan tim untuk memastikan ketepatan sasaran (penggunaan gas elpiji subsidi, red.)," ucap dia.

Pemkab Banyuwangi bergerak cepat mengatasi masalah pasokan elpiji 3 kilogram berkoordinasi dengan Pertamina dan menggelar operasi pasar di 12 titik di Banyuwangi dalam sepekan ke depan.

Dia menyebutkan pekan ini per titik dialokasikan 1.600 tabung elpiji 3 kilogram sehingga total disediakan 19.200 tabung elpiji 3 kilogram.

"Kami terus berkoordinasi dengan Pertamina dan juga agen-agen elpiji 3 kilogram untuk mengatasi persoalan ini. Setelah kami monitor beberapa hari ada keluhan kesulitan mendapatkan elpiji di pasaran, kami langsung meminta Pertamina gelar operasi pasar," ujar dia.

Operasi pasar elpiji 3 kilogram akan digelar di 12 lokasi di Banyuwangi, setiap harinya ada dua titik dengan kuota sebanyak 1.600 tabung di setiap titik.

"Operasi pasar ini solusi taktis. Paralel dengan itu kami terus koordinasi dengan Pertamina agar tidak ada lagi masalah pasokan elpiji 3 kilogram yang sangat dibutuhkan oleh warga kurang mampu, UMKM, warung-warung kecil, pedagang keliling," ujar Ipuk.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023