Bojonegoro - Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Bojonegoro, Jawa Timur, Sarif Usman, meminta pemerintah kabupaten mengamankan harga tembakau menyusul hujan yang melanda daerah sentra penghasil tembakau itu pada 14 dan 15 September 2011. "Kami minta pemkab aktif melakukan pengawasan harga tembakau, sebab hujan yang turun tersebut bisa dimanfaatkan pengusaha dan pabrikan untuk memainkan harga," katanya di Bojonegoro, Sabtu. Ia mengatakan, hujan yang terjadi selama dua hari tersebut belum mengakibatkan kerusakan atas tanaman tembakau. Bahkan, katanya, di sejumlah sentra penghasil tembakau Virginia Voor Oosgt (VO) seperti Kecamatan Ngasem dan Ngambon, sama sekali tidak turun hujan. Namun, katanya, harga tembakau di tingkat pedagang yang menjadi kepanjangan tangan pabrikan di sejumlah sentra seperti di Kecamatan Sumberrejo, Sukosewu, Kedungadem, dan Sugihwaras, sudah menurunkan harga tembakau Virginia VO rajangan. Penurunan harga, katanya, dianggap cukup drastis. Harga tembakau kualitas terbaik yang semula sempat mencapai Rp29.000-Rp30.000 per kilogram di tingkat petani, turun menjadi kisar Rp20.000-Rp22.000 per kilogram. Padahal, katanya, tidak semua tembakau Virginia VO rajangan yang dijual tersebut merupakan tembakau yang dipanen sebelum terjadi hujan. "Pemkab melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan harus berani mendesak para pengusaha tembakau untuk membeli tembakau secara wajar," katanya. Apalagi, katanya, sebagian pengusaha tembakau yang melakukan pembelian tersebut memanfaatkan dana bagi hasil cukai tembakau yang besarnya pada 2011 mencapai lebih dari empat miliar rupiah. Ia mengatakan, dalam kondisi wajar, produksi tembakau Virginia VO dan Jawa di Bojonegoro, semuanya bisa terserap dengan alasan pabrikan sangat membutuhkan tembakau, setelah selama tiga tahun panen tembakau di Bojonegoro gagal akibat hujan. "Termasuk musim tanam 2012, pabrikan masih membutuhkan tembakau," katanya. Kepala Desa Kalicilik, Kecamatan Sukosewu, Khoiri, mengatakan, pembelian tembakau oleh para pedagang di wilayah itu mulai ketat selain harga mulai diturunkan dari sebelumnya. "Di tempat kami harga tembakau turun minimal Rp2.000 per kilogram," katanya. Berdasarkan data Dishutbun Bojonegoro, tanaman tembakau Virginia VO yang sudah rampung panen luasnya 1.225 hektere dan seluas 3.378 hektare, sudah terpanen sekitar 88 persen. Lainnya, seluas 5.289 hektare terpanen sekitar 80 persen dan panen sudah mencapai petikan daun kelima. Sedangkan seluas 1.557 hektare, baru panen sekitar 60 persen mencapai petikan daun ketiga dan keempat dan seluas 278 hektare baru terpanen 20 persen. Selain itu, juga ada tanaman tembakau sekitar 1.000 hektare yang ditanam di luar jadwal normal masa tanam, belum panen sama sekali.

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011