Bojonegoro - Kesulitan air bersih di Bojonegoro.semakin meluas, dialami puluhan ribu warga yang tersebar di 43 desa di sembilan kecamatan.
"Hujan yang turun dua hari belum mengurangi kesulitan air bersih warga di Bojonegoro, apalagi, masih ada kecamatan yang belum hujan," kata Kepala Bidang Bimbingan Rehabilitasi dan Kesejahteraan Sosial Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Sosial (Disnakertransos) Kabupaten Bojonegoro, Dwi Harningsih di Bojonegoro, Sabtu.
Berdasarkan rekapituliasi terakhir, kesulitan air bersih terparah dialami warga 22 desa di Kecamatan Kedungadem dengan jumlah 5.205 kepala keluarga (21.000 jiwa), disusul kemudian warga di enam desa di Kecamatan Ngasem dengan jumlah 2.417 KK (9.427 jiwa).
Selain itu, warga di tiga desa di Kecamatan Bubulan 419 KK (2.000 jiwa), empat desa di Kecamatan Sugihwaras 1.698 KK (5.706 jiwa), satu desa di Temayang 472 KK (2.200 jiwa), satu desa di Kasiman sekitar 200 KK (800 jiwa), dan satu desa di Sukosewu 162 KK (502 jiwa).
Menurut dia, warga yang mengalami kesulitan air bersih tersebut, mendapakan pasokan dua kali dalam sepekan dengan mobil tangki air yang kapasitasnya 5.000 liter.
Penyaluran air bersih tersebut dilakukan petugas dengan mengerahkan empat unit mobil tangki air yang kapasitasnya masing-masing 5.000 liter.
"Ponpes Al Istiqomah di Desa Kepohbaru di Kecamatan Kepohbaru, yang kesulitan air bersih juga sudah mendapatkan pasokan air bersih," katanya.
Camat Ngambon, Kunto Prasetyo, mengatakan, hampir seluruh wilayah Kecamatan Ngambon, warganya yang jumlahnya sekitar 12 ribu jiwa di lima desa, mengalami kesulitan air bersih.
Di wilayah setempat, hujan masih belum turun dan warga yang kesulitan air bersih, terpaksa mencari air di dasar sungai yang mengering dengan membuat sumur "belikan".
"Kami juga sudah mengirimkan permintaan droping air di wilayah kami," ujarnya.
Sekretaris PMI Kabupaten Bojonegoro, Sukoha Widodo, menyatakan, pihaknya juga akan ikut memasok air bersih untuk warga di Bojonegoro yang kesulitan air bersih dengan memanfaatkan mobil tangki air milik PMI Provinsi Jatim.
"Pasokan air bersih kami arahkan warga yang kesulitan air bersih di Kecamatan Sugihwaras, sebab di sana untuk mendapatkan air bersih warga harus membeli Rp2.000 per jerigen," paparnya.
Pada kesempatan terpisah, Sekretaris Daerah Kabupaten Bojonegoro, Soehadi Moelyono, menyatakan, dari hasil rapat koordinasi, kekeringan yang dialami di wilayahnya masih dianggap normal dan belum masuk status luar biasa.
"Penanganan ke depan selain menambah armada angkutan air, juga membangun sumur resapan di daerah yang mengalami kekeringan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011