Pemerintah Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur terus berupaya menekan kasus stunting di daerah itu melalui program deteksi dini kasus tersebut yang disebut Canting (Cara Efektif Menekan Kasus Stunting).
"Ini merupakan salah satu inovasi dalam pelayanan kesehatan yang kini diberlakukan di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebuh Bangkalan," kata Pelaksana Tugas Bupati Bangkalan Moh Mohni di Bangkalan, Jumat.
Program Canting salah satu upaya RSUD bekerja sama dengan pihak terkait lainnya untuk secara aktif menangani kasus stunting di Bangkalan.
Dia mengatakan berdasarkan data pasien yang tercatat di RSUD Bangkalan selama ini, kasus balita sakit karena diare, sesak nafas, batuk, maupun lainnya yang dirawat di RSUD Bangkalan setelah melalui pemeriksaan juga diikuti kasus stunting.
"Karena itu pihak berinisiatif melakukan penanganan secara langsung dengan program layanan antar jemput bagi pasien anak, penyembuhan serta penanganan stunting seperti memberi bantuan makanan bergizi, susu gratis serta parenting penanganan stunting bagi orang tua," katanya.
Direktur RSUD Syarifah Ambami Rato Ebuh Bangkalan Farhat Surya Ningrat mengharapkan program tersebut bisa menyentuh secara langsung masyarakat sekaligus menangani kasus stunting secara aktif.
Apalagi, kata dia, penanganan stunting merupakan agenda pembangunan nasional dan menjadi salah satu fokus pemerintah dalam bidang kesehatan, dan termasuk salah satu visi misi Kabupaten Bangkalan.
Dia mengatakan saat ini Kabupaten Bangkalan salah satu di 260 kabupaten/kota yang memiliki desa lokus stunting di Indonesia.
"Tingkat prevalensi stunting yang masih tinggi ini harus segera kita atasi bersama, baik pemerintah kabupaten maupun tingkat desa. Baik individu, masyarakat, dan pemerintah harus bersinergi dan bersatu dalam upaya penanggulangan stunting," katanya.
Data kasus stunting di Kabupaten Bangkalan 1.931 balita atau 28,2 persen dari total jumlah balita di wilayah itu.
"Jumlah ini menurun, karena sebelumnya balita yang terdata mengalami stunting sebanyak 2.300 balita atau 38 persen lebih dari total jumlah balita yang ada di sini," kata Farhat.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Ini merupakan salah satu inovasi dalam pelayanan kesehatan yang kini diberlakukan di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebuh Bangkalan," kata Pelaksana Tugas Bupati Bangkalan Moh Mohni di Bangkalan, Jumat.
Program Canting salah satu upaya RSUD bekerja sama dengan pihak terkait lainnya untuk secara aktif menangani kasus stunting di Bangkalan.
Dia mengatakan berdasarkan data pasien yang tercatat di RSUD Bangkalan selama ini, kasus balita sakit karena diare, sesak nafas, batuk, maupun lainnya yang dirawat di RSUD Bangkalan setelah melalui pemeriksaan juga diikuti kasus stunting.
"Karena itu pihak berinisiatif melakukan penanganan secara langsung dengan program layanan antar jemput bagi pasien anak, penyembuhan serta penanganan stunting seperti memberi bantuan makanan bergizi, susu gratis serta parenting penanganan stunting bagi orang tua," katanya.
Direktur RSUD Syarifah Ambami Rato Ebuh Bangkalan Farhat Surya Ningrat mengharapkan program tersebut bisa menyentuh secara langsung masyarakat sekaligus menangani kasus stunting secara aktif.
Apalagi, kata dia, penanganan stunting merupakan agenda pembangunan nasional dan menjadi salah satu fokus pemerintah dalam bidang kesehatan, dan termasuk salah satu visi misi Kabupaten Bangkalan.
Dia mengatakan saat ini Kabupaten Bangkalan salah satu di 260 kabupaten/kota yang memiliki desa lokus stunting di Indonesia.
"Tingkat prevalensi stunting yang masih tinggi ini harus segera kita atasi bersama, baik pemerintah kabupaten maupun tingkat desa. Baik individu, masyarakat, dan pemerintah harus bersinergi dan bersatu dalam upaya penanggulangan stunting," katanya.
Data kasus stunting di Kabupaten Bangkalan 1.931 balita atau 28,2 persen dari total jumlah balita di wilayah itu.
"Jumlah ini menurun, karena sebelumnya balita yang terdata mengalami stunting sebanyak 2.300 balita atau 38 persen lebih dari total jumlah balita yang ada di sini," kata Farhat.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023