Surabaya - Tim mahasiswa ITS Surabaya membawa mobil berbahan bakar pemutih pakaian (hidrogen peroksida atau H2O2) bertajuk "Spektronics-3" untuk mengikuti ajang "Chemical Engineering Car Competition" (Chem-E Car) 2011 di Jerman, 26-28 September.
"Tim ini merupakan salah satu dari kebanggaan ITS, karena membawa nama ITS dan Indonesia ke kancah internasional. Soal kalah-menang itu tidak menjadi masalah, karena menjadi satu-satunya wakil dari Indonesia itu sudah merupakan kemenangan," kata Rektor ITS Surabaya Prof Dr Ir Triyogi Yuwono DEA saat melepas tim itu di Gedung Robotika ITS Surabaya, Jumat.
Senada dengan itu, Pembantu Rektor (PR) I ITS (Bidang Akademik) Prof Dr.Ing Herman Sasongko menilai peran ITS dalam lomba ajang energi alternatif di dunia akan mencatat nama ITS melalui mobil "Sapu Angin" dan "Spektronics" sebagai salah satu perintis energi baru untuk kendaraan di masa depan.
"Kalau pada ajang Chem-E Car di Malaysia itu, tim ITS menggunakan lemon sebagai bahan bakar, maka sekarang memakai pemutih pakaian, karena peserta lain sudah banyak yang menggunakan lemon," kata mantan Kepala Jurusan Teknik Mesin ITS Surabaya itu kepada ANTARA di sela-sela pelepasan tim itu.
Mobil berbahan bakar zat pemutih yang dirancang lima mahasiswa Jurusan Teknik Kimia FTI ITS itu akan bersaing dengan 11 mobil dari negara lain dalam final "Chem-E Car 2011" itu, di antaranya Iran, Jerman, dan negara lain yang mayoritas dari Eropa.
"Secara teknis, H2O2 atau pemutih pakaian akan berusaha dipisahkan menjadi air dan gas oksigen. Gas itu nanti yang akan menekan piston sehingga mobil bisa berjalan. Itu mirip balon yang terdorong akibat gas yang dibuang secara bertahap," kata Dosen Pembimbing Tim Spectronics-3, Hamzah Fansuri PhD.
Ia optimistis akan mengantongi prestasi membanggakan dalam kompetisi di Jerman itu, sebab pada kompetisi sebelumnya yakni mobil Spektronics-1 meraih "Best Car Design" dan juara ketiga untuk "Poster Competition" di Taiwan, sedangkan mobil Spektronics-2 meraih juara kedua untuk "Poster and Presentation Competition" di Malaysia.
"Karena prestasi di tingkat Asia-Pasifik itu, maka kami memang menjadikan kompetisi di Eropa sebagai target. Paling tidak, kami bisa masuk '5 besar'," kata Kepala Laboratorium Studi Energi ITS Surabaya itu.
Dalam kompetisi tahunan Masyarakat Teknik Kimia Internasional itu ada beberapa poin yang dinilai yakni jarak yang ditempuh mobil dan beban yang dibawa mobil. Jarak yang harus ditempuh dan beban yang harus dibawa akan diberitahukan satu jam sebelum perlombaan dimulai.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011