Aparat Kepolisian Resor Kediri, Jawa Timur, menyebut S (53), warga Desa Banggle, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, pelaku pembunuhan terhadap anak kandungnya berinisial DL (20), hendak bunuh diri.
"Ada upaya tersangka ini untuk bunuh diri. Selama proses pelarian, dia siapkan wasiat, siapkan potas untuk mengakhiri hidupnya," kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Kediri AKP Rizkika Atmadha Putra di Kediri, Senin.
Ia mengatakan polisi berhasil menangkap S, yang merupakan ayah kandung dari DL (20). Ia tega membunuh anak kandungnya saat situasi rumah sedang sepi.
Namun, polisi berhasil menangkap pelaku sebelum dia nekat mengakhiri hidupnya. Polisi juga terpaksa melumpuhkan pelaku karena nekat kabur saat hendak ditangkap. Saat ini pelaku ditahan di Polres Kediri untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Kepada polisi, pelaku mengaku dendam kepada anaknya karena sering dihina. Ia tidak terima dengan perlakuan anaknya.
Kasus pembunuhan tersebut terjadi pada Rabu (6/7) malam sekitar pukul 21.00 WIB, setelah korban baru pulang bekerja. Ibu serta kakek korban sedang tidak ada di rumah.
Baca juga: Polisi Kediri tangkap bapak pembunuh anak
Pelaku langsung masuk ke kamar korban, menarik dan mencekiknya. Korban pingsan setelah terpeleset sehingga bagian ubun-ubunnya luka.
Saat pingsan, pelaku membopongnya ke kamar mandi serta berbuat asusila. Bahkan, pelaku tega mencelupkan kepala anaknya ke air, memastikan anaknya meninggal dunia.
Selain itu, pelaku juga tega memasukkan ke karung tubuh anaknya, dengan mulut di beri lakban, tangan serta kaki diikat. Korban dibuang di saluran irigasi dekat dengan arca Totok Kerot, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, Rabu malam.
Korban kemudian ditemukan warga pada Sabtu (8/7) di saluran irigasi sudah meninggal dunia.
Maryono (73), kakek korban, sebelumnya mengatakan curiga dengan ayah korban sebab selama ini tidak akur dengan anaknya. Bahkan, sejak kecil keluarganya juga hampir tidak pernah diberi nafkah.
Pelaku juga sering ke lokasi kerja anaknya tanpa sepengetahuan keluarga.
Maryono juga menyebut ayah korban itu mempunyai temperamen kasar dan pendendam. Bahkan, anaknya sendiri pernah diancam.
"Saat istrinya melahirkan, saya yang membiayai. Anaknya ini sering mengadu jika diancam ayahnya. Tapi, saya ancam ganti akan lapor ke polisi jika berani menyakiti cucunya," kata Maryono.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Ada upaya tersangka ini untuk bunuh diri. Selama proses pelarian, dia siapkan wasiat, siapkan potas untuk mengakhiri hidupnya," kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Kediri AKP Rizkika Atmadha Putra di Kediri, Senin.
Ia mengatakan polisi berhasil menangkap S, yang merupakan ayah kandung dari DL (20). Ia tega membunuh anak kandungnya saat situasi rumah sedang sepi.
Namun, polisi berhasil menangkap pelaku sebelum dia nekat mengakhiri hidupnya. Polisi juga terpaksa melumpuhkan pelaku karena nekat kabur saat hendak ditangkap. Saat ini pelaku ditahan di Polres Kediri untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Kepada polisi, pelaku mengaku dendam kepada anaknya karena sering dihina. Ia tidak terima dengan perlakuan anaknya.
Kasus pembunuhan tersebut terjadi pada Rabu (6/7) malam sekitar pukul 21.00 WIB, setelah korban baru pulang bekerja. Ibu serta kakek korban sedang tidak ada di rumah.
Baca juga: Polisi Kediri tangkap bapak pembunuh anak
Pelaku langsung masuk ke kamar korban, menarik dan mencekiknya. Korban pingsan setelah terpeleset sehingga bagian ubun-ubunnya luka.
Saat pingsan, pelaku membopongnya ke kamar mandi serta berbuat asusila. Bahkan, pelaku tega mencelupkan kepala anaknya ke air, memastikan anaknya meninggal dunia.
Selain itu, pelaku juga tega memasukkan ke karung tubuh anaknya, dengan mulut di beri lakban, tangan serta kaki diikat. Korban dibuang di saluran irigasi dekat dengan arca Totok Kerot, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, Rabu malam.
Korban kemudian ditemukan warga pada Sabtu (8/7) di saluran irigasi sudah meninggal dunia.
Maryono (73), kakek korban, sebelumnya mengatakan curiga dengan ayah korban sebab selama ini tidak akur dengan anaknya. Bahkan, sejak kecil keluarganya juga hampir tidak pernah diberi nafkah.
Pelaku juga sering ke lokasi kerja anaknya tanpa sepengetahuan keluarga.
Maryono juga menyebut ayah korban itu mempunyai temperamen kasar dan pendendam. Bahkan, anaknya sendiri pernah diancam.
"Saat istrinya melahirkan, saya yang membiayai. Anaknya ini sering mengadu jika diancam ayahnya. Tapi, saya ancam ganti akan lapor ke polisi jika berani menyakiti cucunya," kata Maryono.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023