Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang membantu petani melakukan pengecekan kesuburan tanah pertanian di Desa Gagah, Pamekasan, Madura, Sabtu.
Mahasiswa peserta program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) ini melakukan pengecekan kesuburan tanah dengan PH meter dan pengukur suhu, dengan mendatangi lahan pertanian di desa setempat.
"Dengan melakukan pengecekan seperti ini, maka kita akan mengetahui kondisi kesuburan tanah di desa itu sehingga teknik perawatan saat akan bercocok tanam akan lebih mudah karena kita telah mengetahui kondisi kesuburan tanah yang hendak ditanami ini," kata juru bicara mahasiswa Ila Haque.
Ila merupakan satu dari tiga orang mahasiswa dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya peserta program MMD di Desa Gagah, Kecamatan Kadur, Pamekasan yang terjun langsung ke lahan pertanian warga untuk melakukan pengecekan kesuburan tanah di desa itu.
Salah satunya, seperti yang dilakukan di lahan pertanian milik Arianti di Dusun Daporah di desa itu.
Di lahan seluas 7 kali 20 meter ini, keempat mahasiswa itu langsung mengambil sampel tanah di lima titik berbeda.
"Pengambilan sampel kira-kira pada kedalaman sekitar 10 centimeter. Jangan terlalu dangkal atau terlalu dalam," kata mahasiswa program MMD UB Kamilia Andiri kepada Ketua Kelompok Tani Untung Abadi Misnadi, yang turut mendampingi mahasiswa peserta MMD itu.
Usai mengambil sampel, keempat mahasiswa ini selanjutnya melakukan pengecekan dengan PH meter setelah menempatkan tanah sampel dari lima titik berbeda itu pada wadah berisi air.
Hasilnya diketahui bahwa kesuburan tanah itu antara 7,31 hingga 7,56 atau masuk kategori subur.
"Tanah yang masuk kategori subur itu antara 6,5 sampai 7,5. Jika di bawah 6,5 maka tingkat keasamannya tinggi dan memerlukan treatment khusus apabila hendak ditanami tanaman, seperti harus menyeratakan kapur dolomit saat bercocok tanam agar tingkat keasaman tanah berkurang," kata Erwin Budi yang juga menjelaskan hasil pengecekan kesuburan tanah warga yang dilakukan oleh peserta MMD ini.
Para petani di dusun ini mengaku senang dengan kegiatan itu. Selain memberikan wawasan baru tentang cara mengetahui kandungan keasaman tanah, juga bisa mengetahui cara mengecek kesuburan tanah, sehingga petani bisa memiliki pengetahuan tentang teknik pengelolaan dan pemupukan yang dibutuhkan sesuai dengan tingkat kesuburan tanah tersebut.
Program pengecekan langsung kesuburan tanah milik petani di lima dusun di Desa Gagah, yakni Dusun Daporah, Gunung Malang, Madurasa, Balang, dan Gagah ini merupakan tindak lanjut dari pelatihan tentang cara mengetahui tingkat kesuburan tanah menggunakan PH meter yang digelar mahasiswa di desa itu sebelumnya.
"Kami sengaja meminta melakukan secara langsung dan mengajak perwakilan kelompok tani untuk melakukan pendampingan, agar kami bisa lebih paham teknik di lapangan secara langsung nantinya," kata Ketua Kelompok Tani Untung Abadi Misnadi.
Desa Gagah merupakan satu dari enam desa di Kabupaten Pamekasan yang menjadi sasaran kuliah kerja nyata (KKN) mahasiswa Universitas Brawijaya Malang yang diberi nama Mahasiswa Membangun Desa (MMD) 1.000.
Desa yang berpenduduk 994 jiwa ini terdiri atas lima dusun, yakni Dusun Daporah, Madurasa, Gunung Malang, Balang, dan Gagah yang mayoritas bekerja sebagai petani.
MMD menyasar seribu desa di Jawa Timur dengan jumlah total mahasiswa yang mengikuti program ini sebanyak 14 ribu orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Mahasiswa peserta program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) ini melakukan pengecekan kesuburan tanah dengan PH meter dan pengukur suhu, dengan mendatangi lahan pertanian di desa setempat.
"Dengan melakukan pengecekan seperti ini, maka kita akan mengetahui kondisi kesuburan tanah di desa itu sehingga teknik perawatan saat akan bercocok tanam akan lebih mudah karena kita telah mengetahui kondisi kesuburan tanah yang hendak ditanami ini," kata juru bicara mahasiswa Ila Haque.
Ila merupakan satu dari tiga orang mahasiswa dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya peserta program MMD di Desa Gagah, Kecamatan Kadur, Pamekasan yang terjun langsung ke lahan pertanian warga untuk melakukan pengecekan kesuburan tanah di desa itu.
Salah satunya, seperti yang dilakukan di lahan pertanian milik Arianti di Dusun Daporah di desa itu.
Di lahan seluas 7 kali 20 meter ini, keempat mahasiswa itu langsung mengambil sampel tanah di lima titik berbeda.
"Pengambilan sampel kira-kira pada kedalaman sekitar 10 centimeter. Jangan terlalu dangkal atau terlalu dalam," kata mahasiswa program MMD UB Kamilia Andiri kepada Ketua Kelompok Tani Untung Abadi Misnadi, yang turut mendampingi mahasiswa peserta MMD itu.
Usai mengambil sampel, keempat mahasiswa ini selanjutnya melakukan pengecekan dengan PH meter setelah menempatkan tanah sampel dari lima titik berbeda itu pada wadah berisi air.
Hasilnya diketahui bahwa kesuburan tanah itu antara 7,31 hingga 7,56 atau masuk kategori subur.
"Tanah yang masuk kategori subur itu antara 6,5 sampai 7,5. Jika di bawah 6,5 maka tingkat keasamannya tinggi dan memerlukan treatment khusus apabila hendak ditanami tanaman, seperti harus menyeratakan kapur dolomit saat bercocok tanam agar tingkat keasaman tanah berkurang," kata Erwin Budi yang juga menjelaskan hasil pengecekan kesuburan tanah warga yang dilakukan oleh peserta MMD ini.
Para petani di dusun ini mengaku senang dengan kegiatan itu. Selain memberikan wawasan baru tentang cara mengetahui kandungan keasaman tanah, juga bisa mengetahui cara mengecek kesuburan tanah, sehingga petani bisa memiliki pengetahuan tentang teknik pengelolaan dan pemupukan yang dibutuhkan sesuai dengan tingkat kesuburan tanah tersebut.
Program pengecekan langsung kesuburan tanah milik petani di lima dusun di Desa Gagah, yakni Dusun Daporah, Gunung Malang, Madurasa, Balang, dan Gagah ini merupakan tindak lanjut dari pelatihan tentang cara mengetahui tingkat kesuburan tanah menggunakan PH meter yang digelar mahasiswa di desa itu sebelumnya.
"Kami sengaja meminta melakukan secara langsung dan mengajak perwakilan kelompok tani untuk melakukan pendampingan, agar kami bisa lebih paham teknik di lapangan secara langsung nantinya," kata Ketua Kelompok Tani Untung Abadi Misnadi.
Desa Gagah merupakan satu dari enam desa di Kabupaten Pamekasan yang menjadi sasaran kuliah kerja nyata (KKN) mahasiswa Universitas Brawijaya Malang yang diberi nama Mahasiswa Membangun Desa (MMD) 1.000.
Desa yang berpenduduk 994 jiwa ini terdiri atas lima dusun, yakni Dusun Daporah, Madurasa, Gunung Malang, Balang, dan Gagah yang mayoritas bekerja sebagai petani.
MMD menyasar seribu desa di Jawa Timur dengan jumlah total mahasiswa yang mengikuti program ini sebanyak 14 ribu orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023