Surabaya - Kapolda Jatim Irjen Pol Hadiatmoko berjanji akan menelusuri pengirim "short message service" (SMS) atau pesan singkat melalui handphone tentang ajakan provokatif ke Ambon pascakerusuhan. "Kami akan menelusuri dan mencari siapa pengirimnya, sebab SMS itu sudah sangat meresahkan masyarakat," katanya di sela pemeriksaan penumpang tujuan Ambon di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Selasa. SMS tersebut berisi imbauan agar masyarakat bersama-sama datang ke Ambon. Isinya bahwa kelompok-kelompok jihad dipersilakan ke Ambon lewat pintu-pintu keluar. Siapapun yang pergi ke Ambon akan disebut jihad. Ia mengaku SMS tersebut sudah beredar ke masyarakat luas, bahkan ke ponselnya, karena itu pihaknya tidak ingin mengambil risiko dan mengerahkan personelnya untuk melakukan penjagaan ekstra ketat di pintu keluar Jatim, khususnya dari laut dan udara. Pihaknya sudah berusaha mencari tahu pengirim SMS dan dipastikan bahwa SMS itu berisi pesan bohong karena nomor yang mengirim sudah tidak bisa dihubungi. "Pesan melalui SMS itu tidak dapat dipertanggungjawabkan, karena itu masyarakat tidak usah menanggapi isu tersebut. Warga Ambon yang ada di Jatim juga jangan sampai terpengaruh," ucapnya menegaskan. Mantan Kapolda Bali tersebut meminta kepada seluruh jajaran kepolisian di daerah, terutama Kapolres, untuk memberikan sosialisasi kepada warga Ambon di daerah setempat agar tidak usah khawatir. Hal senada dikatakan Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Gatot Nurmantyo. Ia juga mengaku bahwa pesan hasutan tersebut sudah masuk ke ponselnya. Gatot meminta agar masyarakat tidak terpengaruh dengan SMS ajakan yang menyesatkan dan tidak bertanggung jawab tersebut. "Masyarakat Jatim sangat terbuka mengaku bahwa ada ajakan jihad ke Ambon. Kami harap di sini tetap kondusif dan jangan ada satupun yang terprovokasi. Kalau menemukan adanya SMS serupa, jangan ragu-ragu melapor ke aparat berwajib," tukasnya.

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011