Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi, Jawa Timur mengalokasikan Rp11,1 miliar untuk membangun puluhan saluran sarana penyediaan air bersih di sejumlah desa sasaran yang sulit air pada tahun 2023 guna mengantisipasi kekeringan saat musim kemarau berlangsung.
"Dana miliaran rupiah tersebut untuk dua program pemenuhan air bersih. Yakni pembangunan sistem penyediaan air minum (SPAM) dan penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (PAMSIMAS)," ujar Kepala Bidang Kawasan Permukiman, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Ngawi Pipit Dwi Herlina di Ngawi, Rabu.
Menurut dia, dari Rp11,1 miliar yang dialokasikan, sebanyak Rp9,1 miliar di antaranya untuk pembangunan sistem penyediaan air minum (SPAM) di 30 titik. Sedangkan sisanya, sekitar Rp2 miliar untuk proyek PAMSIMAS di 6 titik.
Pipit menjelaskan sebanyak 36 titik pembangunan SPAM dan PASIMAS tersebut terdapat di 15 desa di 10 Kecamatan yang ada di Ngawi.
Adapun 15 desa tersebut merupakan desa yang rawan terjadi kekeringan saat musim kemarau. Belasan desa tersebut merupakan daerah kapur, sehingga sulit sumber air bersih.
Belasan desa tersebut di antaranya Desa Banyu Urip, Kerek, Pakah, Jati Mulyo, Pengkol, Kasreman, Gunungsari, Kiyoten, Waruk Kalong, Cantel, dan Ngancar.
Pipit mengambil contoh pembangunan SPAM di Desa Kiyonten dan Kasreman yang berbatasan dengan Bojonegoro. Daerah tersebut selalu kesulitan air bersih, namun kini berangsur pulih setelah sarana penyediaan air bersih teralirkan ke 60 sambungan rumah (SR).
Seperti diketahui, ketersediaan air bersih masih menjadi kendala di sekitar 32 desa di Kabupaten Ngawi saat musim kemarau berlangsung sesuai pendataan BPBD setempat. Hal itu karena desa terdapat di daerah perbukitan yang berkapur.
Selain intervensi bantuan pendistribusian air bersih, penanganan kekeringan di Ngawi juga melalui pembuatan jaringan sistem penyediaan air minum (SPAM) dan program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (PAMSIMAS).
Hanya saja, pelaksanaan program tersebut bertahap dalam menjangkau semua desa sasaran karena menyesuaikan anggaran yang ada.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Dana miliaran rupiah tersebut untuk dua program pemenuhan air bersih. Yakni pembangunan sistem penyediaan air minum (SPAM) dan penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (PAMSIMAS)," ujar Kepala Bidang Kawasan Permukiman, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Ngawi Pipit Dwi Herlina di Ngawi, Rabu.
Menurut dia, dari Rp11,1 miliar yang dialokasikan, sebanyak Rp9,1 miliar di antaranya untuk pembangunan sistem penyediaan air minum (SPAM) di 30 titik. Sedangkan sisanya, sekitar Rp2 miliar untuk proyek PAMSIMAS di 6 titik.
Pipit menjelaskan sebanyak 36 titik pembangunan SPAM dan PASIMAS tersebut terdapat di 15 desa di 10 Kecamatan yang ada di Ngawi.
Adapun 15 desa tersebut merupakan desa yang rawan terjadi kekeringan saat musim kemarau. Belasan desa tersebut merupakan daerah kapur, sehingga sulit sumber air bersih.
Belasan desa tersebut di antaranya Desa Banyu Urip, Kerek, Pakah, Jati Mulyo, Pengkol, Kasreman, Gunungsari, Kiyoten, Waruk Kalong, Cantel, dan Ngancar.
Pipit mengambil contoh pembangunan SPAM di Desa Kiyonten dan Kasreman yang berbatasan dengan Bojonegoro. Daerah tersebut selalu kesulitan air bersih, namun kini berangsur pulih setelah sarana penyediaan air bersih teralirkan ke 60 sambungan rumah (SR).
Seperti diketahui, ketersediaan air bersih masih menjadi kendala di sekitar 32 desa di Kabupaten Ngawi saat musim kemarau berlangsung sesuai pendataan BPBD setempat. Hal itu karena desa terdapat di daerah perbukitan yang berkapur.
Selain intervensi bantuan pendistribusian air bersih, penanganan kekeringan di Ngawi juga melalui pembuatan jaringan sistem penyediaan air minum (SPAM) dan program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (PAMSIMAS).
Hanya saja, pelaksanaan program tersebut bertahap dalam menjangkau semua desa sasaran karena menyesuaikan anggaran yang ada.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023