Pemerintah Kabupaten Situbondo bekerja sama dengan perusahaan yang bergerak di bidang bibit jagung mengenalkan varietas bibit jagung jenis NK Perkasa yang memiliki potensi produksi hingga 11 ton per hektare (ha).

Kepala Bidang Ketahanan Pangan pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Situbondo, Basmalah, mengatakan akan melakukan percobaan dengan menanam jagung menggunakan bibit NK Perkasa.

"Uji coba tanam jagung menggunakan bibit NK Perkasa ini juga sekaligus mengenalkan kepada petani," kata Basmalah kepada wartawan di Situbondo, Senin.

Dia menjelaskan selama ini produktivitas jagung di Situbondo dalam per hektare rata-rata mencapai 6-7 ton, bahkan ada yang hanya 5 ton per hektare.

"Bibit jagung NK Perkasa ini potensi produksinya bisa mencapai hingga 11 ton dan minimal 7 ton per hektare. Saya rasa bibit jagung ini perlu kami perkenalkan kepada petani," ujarnya.

Manajer Sales Regional PT Syngenta Wilayah Jawa Timur Kusyairi mengemukakan, bibit jagung NK Perkasa ini punya keistimewaan tersendiri karena punya varietas bibit jagung yang disesuaikan dengan kondisi daerah.

Menurut dia, setiap daerah kondisinya pasti berbeda dan Situbondo termasuk daerah yang punya kelembapan tinggi dan bulai yang cukup tinggi pula.

"Sehingga harus menggunakan bibit yang tahan terhadap kelembapan dan tahan terhadap bulai atau penyakit," kata dia.

Kusyairi menyebutkan petani di Situbondo sudah ada sekitar 50 persen yang sudah mulai menggunakan bibit tersebut, karena selain harganya bisa dijangkau, hasil panennya bisa mencapai hingga 11 ton per hektare, apabila dibandingkan dengan bibit jagung lainnya maksimal 7 ton per hektare.

Selain tahan terhadap penyakit, lanjut dia, produksinya juga tinggi dan warna biji jagung merah mengkilap dan disukai para pedagang.

Namun demikian, Kusyairi berharap kepada petani jagung tidak fanatik terhadap produk lama, karena bibit jagung NK Perkasa selalu berinovasi.

"Kami punya riset yang sangat ketat dari berbagai negara untuk terus meningkatkan produktivitas, salah satunya adalah menekan penggunaan pupuk dengan hasil yang maksimal," tutur dia.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023