Aparat Kepolisian Resor Jombang, Jawa Timur, menangani kasus seorang bocah sekolah dasar (SD) di Kabupaten Jombang yang tega menganiaya temannya hingga babak belur, yang videonya viral di media sosial.
Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Aldo Febrianto mengemukakan, pihaknya langsung bergerak setelah mendapatkan informasi tersebut dengan mencari identitas keduanya. Setelah didapat, kepolisian berupaya memberi ruang dialog kepada orangtuanya.
"Kami lakukan mediasi terkait video viral penganiayaan terhadap anak di wilayah hukum Polres Jombang," kata Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Aldo Febrianto di Jombang, Selasa.
Ia mengatakan, mediasi mempertemukan kedua orangtua korban dan pelaku. Mediasi tersebut dihadiri langsung oleh Kepala Desa Japanan Junaidi Catur Wicaksono, Kepala Sekolah Dasar Mohammad Sidiq, ibu korban IK dan ibu pelaku SM.
Mediasi itu juga disaksikan UPTD PPA Sri Mujiati, Dinas Sosial Kabupaten Jombang Olvy Robertina Loedji, pekerja sosial Digit Dwi Permana.
Hasil dari pertemuan tersebut, kata Aldo, kedua belah pihak telah sepakat untuk damai. Kedua orang tua sepakat perkara diselesaikan secara kekeluargaan.
Selain itu, kedua orang tua telah menganggap perkara tersebut selesai dan tidak menuntut lagi perkara tersebut secara hukum pidana maupun perdata.
"Pihak keluarga pelaku sanggup mengganti rugi biaya pengobatan kepada korban," kata Aldo.
Kepala Desa Japanan Junaidi Catur Wicaksono mengatakan kasus ini memang terjadi di daerahnya, Desa Japanan, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, Sabtu (24/6).
Aksi tersebut terjadi di belakang sekolah kedua anak tersebut. Kejadian itu direkam hingga kemudian viral di media sosial.
Pihaknya juga sudah konfirmasi kepada kedua orang tua baik dari korban dan pelaku. Keterangan orang tua korban, awalnya korban diajak bermain oleh temannya.
"Katanya orangtuanya (korban) diajak main layangan, kok tiba-tiba dihajar. Tidak dikeroyok, tapi satu lawan satu," kata dia.
Kades Junaidi juga menambahkan, anak tersebut diam saja sambil meminta ampun saat dihajar temannya. Dimungkinkan, anak tersebut tidak berani membalas, sebab ada temannya pelaku, sehingga tidak melawan saat penganiayaan itu terjadi.
Dirinya prihatin dengan kejadian seperti itu dan berharap hal yang sama tidak terulang lagi.
"Melihat dari video, miris. Kecil-kecil tapi cara perlakuannya sadis," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Aldo Febrianto mengemukakan, pihaknya langsung bergerak setelah mendapatkan informasi tersebut dengan mencari identitas keduanya. Setelah didapat, kepolisian berupaya memberi ruang dialog kepada orangtuanya.
"Kami lakukan mediasi terkait video viral penganiayaan terhadap anak di wilayah hukum Polres Jombang," kata Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Aldo Febrianto di Jombang, Selasa.
Ia mengatakan, mediasi mempertemukan kedua orangtua korban dan pelaku. Mediasi tersebut dihadiri langsung oleh Kepala Desa Japanan Junaidi Catur Wicaksono, Kepala Sekolah Dasar Mohammad Sidiq, ibu korban IK dan ibu pelaku SM.
Mediasi itu juga disaksikan UPTD PPA Sri Mujiati, Dinas Sosial Kabupaten Jombang Olvy Robertina Loedji, pekerja sosial Digit Dwi Permana.
Hasil dari pertemuan tersebut, kata Aldo, kedua belah pihak telah sepakat untuk damai. Kedua orang tua sepakat perkara diselesaikan secara kekeluargaan.
Selain itu, kedua orang tua telah menganggap perkara tersebut selesai dan tidak menuntut lagi perkara tersebut secara hukum pidana maupun perdata.
"Pihak keluarga pelaku sanggup mengganti rugi biaya pengobatan kepada korban," kata Aldo.
Kepala Desa Japanan Junaidi Catur Wicaksono mengatakan kasus ini memang terjadi di daerahnya, Desa Japanan, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, Sabtu (24/6).
Aksi tersebut terjadi di belakang sekolah kedua anak tersebut. Kejadian itu direkam hingga kemudian viral di media sosial.
Pihaknya juga sudah konfirmasi kepada kedua orang tua baik dari korban dan pelaku. Keterangan orang tua korban, awalnya korban diajak bermain oleh temannya.
"Katanya orangtuanya (korban) diajak main layangan, kok tiba-tiba dihajar. Tidak dikeroyok, tapi satu lawan satu," kata dia.
Kades Junaidi juga menambahkan, anak tersebut diam saja sambil meminta ampun saat dihajar temannya. Dimungkinkan, anak tersebut tidak berani membalas, sebab ada temannya pelaku, sehingga tidak melawan saat penganiayaan itu terjadi.
Dirinya prihatin dengan kejadian seperti itu dan berharap hal yang sama tidak terulang lagi.
"Melihat dari video, miris. Kecil-kecil tapi cara perlakuannya sadis," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023