Pasuruan - Atraksi olah raga tradisional "skilot" (ski di atas celot/lumpur) masih menjadi daya tarik masyarakat pada perayaan Lebaran Ketupat di Pantai Lekok, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Kepala Desa Tambaklekok, Tohir Akbar, di Pasuruan, Rabu, menjelaskan, pada setiap perayaan Lebaran Ketupat atau tujuh hari setelah Hari Raya Idul Fitri, masyarakat nelayan di Pantai Lekok menyambut dengan berbagai kegiatan. Diantaranya, lomba menghias perahu, lomba dayung, lomba tarik tambang, serta lomba "skilot" yang kesemuanya sangat berkaitan erat dengan kegiatan keseharian mereka, yakni sebagai nelayan. Menurut Tohir, olah raga tradisional skilot atau ski diatas celot yang artinya lumpur pada awalnyta juga sebuah kegiatan para nelayan mencari kerang di pantai. Agar hasil kerang yang dimasukkan ke dalam keranjang tidak masuk ke dalam lumpur,mereka melengkapinya dengan sebilah papan sebagai penyangga keranjang kerang. Kegiatan mencari kerang di pantai dengan kaki sebelah naik di atas papan, dan satu kaki lainnya mendorongnya sehingga menghasilkan tenaga luncur menjadi kegiatan sehari para pencari kerang. Ketrampilan tersebut kemudian secara rutin dilombakan di pantai pada setiap lebaran ketupat bersama denganlomba-lomba yang lain seperti hias perahu, serta dayung, dan tarik tambang. Melihat ada potensi yang unik dan menarik tersebut, akhirnya olah raga tradisional skilot oleh Pemerintah Kabupaten Pasuruan dikemas menjadi obyek wisata unik. Lokasinya juga tidak di pantai lagi yang sangat tergantung pasang surut air laut, tapi dibuatkan arena tersendiri lengkap dengan tribun penonton. Setiap tahun Pemerintah Kabupaten Pasuruan lewat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan setempat terus mempromosikannya. Wakil Bupati Pasuruan, Eddy Paripurna juga berjanji akan terus mengembangkan poensi skilot menjadi paket wisata menarik bagi Kabupaten Pasuruan. Tak heran jika pada lebaran ketupat, atraksi olah raga tradisional skilot menjadi sajian yang paling unik dan menarik dan selalu dinanti-nanti bagi pengunjung, terutama bagi para pecinta fotografi.

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011