Bojonegoro - Achmad Fatoni (8), warga Desa Payaman, Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Selasa sekitar pukul 13.00 WIB diperkirakan tenggelam di Bengawan Solo, ketika sedang bermain-main di sungai tersebut. "Pencarian korban masih terus dilakukan tim SAR dengan dibantu masyarakat, termasuk tim muspika," kata anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) Bojonegoro AH Rohim, Selasa. Ia menjelaskan, ketika itu, Achmad Fatoni bermain-main dan mandi di Bengawan Solo dengan temannya yang lain. Ketika itu, dia mendadak tenggelam dan diperkirakan terperosok ke tempat yang dalam. "Lokasi tempat mandi korban, sebelum ini bekas lokasi penambangan pasir mekanik, sehingga cenderung dalam," katanya menjelaskan. Menurut dia, pencarian korban sekarang ini dilakukan secara tradisional dengan memanfaatkan jala, jaring, juga yang lainnya, sambil menunggu bantuan Tim SAR Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). "Tim SAR BPBD, sekarang ini sedang meluncur ke lokasi kejadian," katanya menambahkan. Sebelum itu, di perairan Bengawan Solo di Desa Tulungrejo, Kecamatan Trucuk, Selasa (5/9) sekitar pukul 08.30 WIB, seorang remaja, Dwi P (15), ditemukan tim gabungan SAR Bojonegoro sudah dalam keadaan tewas. Korban, sehari sebelumnya, bersama dengan empat remaja lainnya, juga warga Desa Tulungrejo, Kecamatan Trucuk, menaiki perahu "tembo" yang terbalik dan mengakibatkan kelima remaja itu, masuk Bengawan Solo. Empat remaja penumpang perahu berhasil menyelamatkan diri dengan berenang, namun karena korban tidak bisa berenang akhirnya tenggelam. Dihubungi terpisah, Kepala BPBD Bojonegoro Kasiyanto mengaku prihatin dengan seringnya warga tenggelam di Bengawan Solo di wilayahnya, baik korban yang tenggelam ketika sedang bermain-main atau sedang menumpang perahu. Padahal, lanjutnya, masyarakat diminta waspada sudah seringkali dilakukan, termasuk melalui imbauan di media masa. Terutama warga di sepanjang Bengawan Solo di Bojonegoro, sudah diminta mewaspadai sungai terpanjang di Jawa itu, walaupun musim kemarau. "Paling tidak orang tua harus menunggui anaknya yang sedang bermain-main di Bengawan Solo, sebab bagaimanapun juga pada musim kemarau Bengawan Solo tetap berbahaya," katanya menegaskan.

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011