Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini melakukan inspeksi mendadak (sidak) di lingkungan Pemerintahan Kota (Pemkot) setempat untuk mengetahui keberadaan pegawai negeri sipil (PNS) yang bolos diawal masuk kerja usai liburan panjang Lebaran. Salah satu instansi pemerintahan yang dikunjungi wali kota adalah kantor Kelurahan Kebraon, Kecamatan Karangpilang, Senin. Namun saat sidak, ternyata Lurah Kebraon Hamzah Fajri tidak ada ditempat, sehingga membuat marah wali kota. Kedatangan Risma yang didampingi Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD) Surabaya Yayuk Eko Agustin , Kabag Umum Wiwik Widiyati dan Kabag Humas Nanis Chairani. Begitu turun dari mobil, Risma langsung menuju ke ruangan kerja Lurah Kebraon Hamzah Fajri. Hanya saja Risma langsung menampakkan muka kecewa sebab Hamzah tak berada di ruangannya. "Mana lurahmu, jam segini kok pintunya masih terkunci," kata Risma kepada Sekretaris Kelurahan Kebraon, Herlin. Herlin yang membawa kunci pintu ruangan Hamzah mengatakan jika atasannya itu mengikuti halal bihalal di halaman Taman Surya dan langsung ke Kantor Kecamatan Karangpilang. "Halal bihalal dimana kok aku gak ketemu sama lurahmu," kata Risma dengan nada kecewa. Seketika Risma minta para stafnya, Nanis Chairani, Mia dan Wiwik Widiyati untuk mengecek ke Kantor Kecamatan Karangpilang yang letaknya berdekatan hanya dibatasi oleh tembok penyekat. Beberapa saat kemudian, Lurah Kebraon Hamzah Fajri datang melalui pintu belakang diikuti Camat Karangpilang Budi Hermanto. Saat bertemu inilah Risma langsung memuntahkan kemarahannya kepada Hamzah. "Kamu itu pak lurah bolak-balik tak ingatkan. Kalau gini mau jadi apa," kata Risma kepada Hamzah. Beberapa hari menjelang Ramadhan, Lurah Kebraon memang didemo warganya terkait dengan maraknya pungutan liar (pungli) yang dilakukan kepada warga yang mengurus surat surat di Kantor Kelurahan Kebraon. Tidak hanya mengurus KTP yang dipungli tetapi juga pengurusan waris, sertifikat dan usaha. Wali kota lalu memerintahkan Inspektorat untuk mengecek kebenaran laporan pungli yang diprotes warga ini, dan hasilnya memang Inspektorat menemukan fakta adanya pungli tersebut. "Saya sudah baca hasil dari Inspektorat tadi pagi dan saya sudah tak bisa menyelamatkan. Saya heran sejak dulu tak pernah ada kasus seperti ini di Kebraon," ujarnya.

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011