Bojonegoro - Air Waduk Pacal di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), dijadwalkan akhir September ini tidak dikeluarkan, karena ada kegiatan pengerukan sedimen. "Persediaan air masih ada atau tidak, sesuai jadwal akhir September pintu pengeluaran ditutup, karena ada kegiatan pengerukan sedimen," kata Pengawas Waduk Pacal Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Arifin, Senin. Ia menjelaskan, pengerukan sedimen waduk setempat langsung ditangani Balai Besar Bengawan Solo di Solo, Jateng. Pengerukan sedimen tersebut, merupakan pengerukan tahap kedua, meneruskan pengerukan yang pernah dilakukan sebelumnya. Berapa sedimen yang dikeruk, Arifin mengaku, tidak tahu pasti. yang jelas, pengerukan sedimen tahap pertama mencapai 40 ribu meter kubik, dilakukan untuk mengatasi tersumbatnya pintu pengeluaran air. "Pengerukan akhir Desember sudah rampung, sehingga masih ada waktu untuk menampung air hujan," katanya, menjelaskan. Sementara ini, lanjutnya, Waduk Pacal yang dibangun Belanda pada tahun 1933 itu, awal pekan ini ketinggian air pada papan duga mencapai 110 meter dengan persediaan air efektif sebesar 13 juta meter kubik. Sesuai permintaan, sekarang ini air dikeluarkan sebesar 2,5 meter kubik/detik untuk mengairi palawija di daerah irigasinya. Di antaranya, di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, Kapas, Balen, Sumberrejo dan Kecamatan Kanor. "Luasnya berapa saya kurang tahu," ujarnya. Berdasarkan data, Waduk Pacal yang memiliki daya tampung efektif air sebesar 23 juta meter kubik tersebut, memiliki daerah irigasi sawah seluas 16.735 hektare, di bagian timur wilayah Bojonegoro. Di daerah irigasi Waduk Pacal itu, tanaman yang ada di antaranya, kedelai, tembakau, jagung, dan hanya ratusan hektare tanaman padi. Menurut Kepala Dinas Pengairan Bojonegoro, Bambang Budi Susanto, pihaknya beberapa waktu yang lalu melakukan sosialisasi kepada para petani di daerah irigasi Waduk Pacal. Inti sosialisasi, katanya, para petani yang mengandalkan irigasi dari air Waduk Pacal, di sejumlah daerah irigasinya untuk tidak menanam padi, karena adanya pengerukan sedimen. "Kalau tetap nekad menanam padi, jelas tidak akan mendapatkan air dari Waduk Pacal," ujarnya, menegaskan.

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011