Otoritas Haiti pada Senin mengatakan 42 orang tewas akibat hujan lebat yang melanda negara itu menyebabkan banjir dan tanah longsor selama akhir pekan.

Menurut badan penanggulangan bencana Pemerintah Haiti, lebih dari 13 ribu orang kehilangan rumah mereka dan 11 orang hilang setelah hujan deras menyebabkan kerusakan di seluruh negeri, termasuk ibukota Port-au-Prince.

Hujan deras mulai turun pada Jumat dan semakin deras selama akhir pekan, yang membuat warga mengungsi meninggalkan rumah mereka, terutama di wilayah Ouest, Nippes, Sud-Est, Nord-Ouest dan Centre.

Perdana Menteri Ariel Henry mengatakan bahwa ia bekerja sama dengan organisasi lokal dan internasional "untuk mengatasi krisis terbaru ini."

Baca juga: BPBD Pamekasan sampaikan peringatan dini potensi banjir rob

"Pemerintah saya, bersama dengan lembaga nasional dan internasional, melakukan upaya-upaya mendesak untuk memenuhi tuntutan waktu," kata Henry.

Kejadian banjir dan longsor tersebut adalah bencana terbaru yang melanda Haiti, yang telah berjuang melawan kemiskinan, kelaparan, kekerasan geng dan ketidakstabilan politik.

Negara Karibia itu juga dilanda beberapa gempa bumi yang menghancurkan kota-kotanya. Pada Januari 2010, gempa bermagnitudo 7,0 menewaskan lebih dari 220 ribu orang dan membuat kota Port-au-Prince hancur, kemudian pada Agustus 2021, Haiti kembali dilanda gempa berkekuatan 7,2 magnitudo dan menewaskan lebih dari dua ribu orang.

Pihak berwenang telah memberi peringatan bahwa hujan akan terus berlanjut hingga beberapa hari ke depan.

Sumber: Anadolu

Pewarta: Yoanita Hastryka Djohan

Editor : Taufik


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023