Kediri - Penderita HIV/AIDS di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, hingga Agustus 2011 ini mencapai 277 orang, dan 71 di antaranya sudah meninggal dunia.
Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (P2ML) Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri Nur Munawaroh, Jumat mengemukakan, temuan kasus itu dimulai sejak 2006.
"Ini hanya kasus yang ditemukan. HIV/AIDS ini seperti fenomena gunung es, dimana yang belum ditemukan kemungkinan masih banyak lagi," katanya mengungkapkan.
Ia menyebut, dari jumlah 277 kasus itu, 33 persen di antaranya jenis kelaminnya laki-laki, sementara sisanya, 67 persen adalah perempuan. Untuk Agustus 2011 ini saja ditemukan tujuh penderita yang satu di antaranya adalah laki-laki, sementara sisanya perempuan.
"Kalau untuk temuan selama bulan ini, secara profesi empat di antaranya adalah ibu rumah tangga, dua lainnya buruh kasar, dan sisanya adalah WTS (wanita tuna susila)," katanya.
Nur menyebutkan, memang hingga kini temuan kasus HIV/AIDS paling banyak di kalangan WTS. Kelompok ini mempunyai risiko tinggi untuk terinfeksi virus yang menggerogoti tubuh itu.
Namun, kata dia, kelompok risiko tinggi lainnya, seperti pelanggan WTS, ibu rumah tangga, transgender seperti gay, juga mempunyai potensi tertular jika berhubungan dengan WTS yang sudah terinfeksi sebelumnya.
Pihaknya hingga kini terus berupaya dan berkoordinasi dengan mitra, seperti dari lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk mendampingi kelompok risiko tinggi, khususnya WTS.
"Kami terus melakukan pembinaan, seperti di lokalisasi. Berbagai cara untuk mencegah penularan, seperti pemberian kondom juga aktif kami lakukan. Kami distribusikan di tempat-tempat itu," katanya.
Pihaknya mengakui, memang sulit untuk mencegah penyebaran penyakit HIV/AIDS itu. Sebab, tidak semua korban, baik pelanggan WTS, maupun ibu rumah tangga mengetahui jika dirinya terkena virus yang hingga kini belum ditemukan obatnya itu.
Ia meminta, kepada siapapun, termasuk kelompok risiko tinggi, seperti pelanggan lokalisasi, ibu rumah tangga, hingga anak-anak dari pasien yang diidentifikasi positif terkena HIV/AIDS memeriksakan diri ke klinik Voluntari Counseling And Testing (VCT). Dengan itu, untuk pengobatan akan bisa lebih dini dilakukan, hingga memberi harapan hidup kepada si penderita.
Di Kabupaten Kediri, jumlah klinik VCT terdapat di Puskesmas Gurah dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pelem, Pare. Jumlah itu memang masih terbatas, mengingat jumlah eks lokalisasi di kabupaten ada delapan tempat.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011