Surabaya - Puluhan ribu jamaah dari berbagai daerah melakukan iktikaf di Pondok Pesantren Assalafiyah Al-Fithrah di Jalan Kedinding Lor, Surabaya, Jawa Timur, Jumat malam hingga Sabtu dini hari. Pantauan ANTARA di lokasi, mayoritas semua jamaah, baik laki-laki maupun wanita menggunakan pakaian putih-putih dan memenuhi halaman masjid dan meluber ke lapangan hingga hampir menutup ruas jalan. "Setiap tahun pada malam ke-27 bulan Ramadhan, pemandangannya memang seperti ini. Ratusan ribu jamaah dari penjuru daerah datang dan beriktikaf," kata Hasan, salah satu warga setempat. Jamaah yang datang memang tidak hanya datang dari berbagai pelosok Kota Surabaya saja. Namun dari beberapa daerah di luar kota turut memanjatkan doa dan berburu malam Lailatur Qodar atau malam seribu bulan di Ponpes Al-Fithrah. Mereka datang menggunakan berbagai kendaraan, mulai sepeda motor, mobil pribadi, angkutan umum, mobil bak terbuka, truk, hingga bus. Jamaah yang datang diantaranya dari Sidoarjo, Lamongan, Gresik, Pasuruan, Malang, Jombang, Madura, Semarang, Jogjakarta, Jakarta, bahkan Bandung dan sebagian wilayah di Sumatera juga menyempatkan diri beriktikaf. Sutrisno, salah satu jamaah asal Semarang mengaku sengaja datang ke Ponpes Al-Fithrah untuk melaksanakan Iktikaf dan berdoa bersama ribuan jamaah lainnya. "Saya kebetulan setiap tahun datang, tepatnya pada malam ke-27 Ramadhan. Kali ini kami datang bersama keluarga dan tetangga satu jamaah pengajian," tuturnya ketika ditemui usai iktikaf, Sabtu dinihari. Hal senada dikatakan Bahtiar, jamaah asal Malang. Ia dan rombongannya yang berjumlah sekitar 50-an orang menumpang empat angkutan umum jenis bison yang dicarter. "Setiap malam 27 bulan Ramadhan, kami datang ke pondok ini dan berdoa di sini. Semoga Allah SWT mengabulkan doa kami," ucap dia. Pondok Pesantren Assalafiyah Al-Fithrah sendiri setiap tahunnya juga sudah mempersiapkan dan menyambut jamaah dari berbagai pelosok daerah. Kendati pemimpin dan pengasuh pondok pesantren KH Asrori telah meninggal dunia, namun animo dan minat jamaah beriktikaf tetap tinggi. Menurut salah seorang petugas, mulai dari tempat iktikaf, hingga pengamanan sudah diatur. Bahkan lokasi parkir kendaraan pun sudah dipersiapkan sebelumnya. "Setiap malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadhan, jamaah yang beriktikaf memang sangat banyak. Puncaknya memang pada malam 27 seperti sekarang ini," katanya.

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011