Legislator memperjuangkan takmir masjid dan mushalla di Kota Surabaya, Jawa Timur, mendapatkan insentif seperti halnya Ketua Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW) dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK).

"Saya pikir apa yang diharapkan masyarakat tersebut sangat logis, mengingat peran sentral tokoh agama dalam menjaga moral masyarakat. Wajar kemudian pemerintah ikut memikirkan kesejahteraannya," kata anggota Komisi A DPRD Surabaya Arif Fathoni di Surabaya, Rabu.

Pernyataan tersebut disampaikan Toni panggilan akrab Arif Fathoni usai mendapatkan masukan warga pada saat kegiatan reses di Kelurahan Rungkut Kidul, Kota Surabaya pada Selasa (9/5) malam.

Salah satu masukan datang dari pemuka agama setempat, Nur Qosim. Ia mengatakan, tokoh agama yang ada di masing-masing wilayah memiliki andil yang besar dalam menjaga iman dan moral warga dari praktek yang dilarang oleh agama.

Untuk itu, Nur Qosim berharap Pemkot Surabaya ikut memperhatikan kesejahteraan para pemuka agama yang ada di kampung-kampung Surabaya. "Saya berharap Mas Toni bisa memperjuangkan ini di DPRD Surabaya," ujarnya.

Mendapati hal itu, Toni mengatakan, pihaknya akan memperjuangkan setiap aspirasi yang muncul dalam reses karena tugas anggota DPRD selaku pelayan rakyat adalah bagaimana mengakselerasikan kehendak masyarakat sehingga masuk dalam rencana kebijakan pemerintah.

Takmir maupun marbot atau penjaga atau pengurus masjid dan mushalla merupakan orang yang paling berjasa dalam memakmurkan tempat ibadah. Namun, lanjut dia, masih terjadi disparitas yang cukup tinggi antara masjid dan musholla di kampung dengan masjid dan musholla yang ada di pemukiman warga kelas menengah ke atas.

"Nah di sinilah dibutuhkan kehadiran pemerintah, sehingga kesenjangan tersebut bisa diminimalkan," ujar Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Surabaya ini.

Saat ini, lanjut Toni, dampak dari pandemi COVID-19 masih terasa di Surabaya, sehingga target pendapatan asli daerah (PAD) belum sesuai dengan yang diharapkan. Tentunya, hal ini berpengaruh pada tertundanya beberapa program yang sudah direncanakan Pemkot Surabaya karena anggaran yang terbatas.

Untuk itu, kata dia, pihaknya berharap semua tokoh agama mendoakan agar situasi ekonomi membaik, sehingga pemkot Surabaya di masa kepemimpinan Wali Kota Eri Cahyadi bisa membawa Surabaya menuju kota yang baldatun toyyibatun warabbun ghofur.

"Menurut saya, Mas Eri (wali kota) merupakan pemimpin yang sangat konsen memikirkan masyarakatnya. Makanya saya memiliki keyakinan, jika situasi keuangan Pemkot Surabaya sudah membaik, maka insentif untuk takmir dan marbot masjid dan mushalla bukan keniscayaan untuk direalisasikan," ucapnya.

Selain ittu, Toni menjelaskan, renovasi balai RW yang ada di Kota Surabaya dulu susah dilakukan karena alasan juridis soal alas hak kepemilikan dan lain sebagainya, namun karena wali kota melihat bahwa peruntukan balai RW juga dipakai untuk pelayanan pemerintahan dan fungsi Pendidikan seperti PAUD, maka dicarikan formula hukumnya sehingga renovasi tetap bisa dilakukan.

"Saya dengar, Insya Allah renovasi balai RW di Surabaya tahun ini akan dikerjakan secara bertahap. Semoga usulan insentif takmir dan marbot musholla dapat kemudahan dari Allah SWT sehingga dapat direalisasikan di masa kepemimpinan Wali Kota Mas Eri," katanya.

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023