Delapan pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Prapanca 2 Kota Surabaya, Jawa Timur, terancam tidak diluluskan oleh pihak sekolah sebagai buntut konflik antara pihak sekolah dengan yayasan.

"Jujur, saat ini sedih. Kami sudah melaksanakan tugas-tugas kami di sekolah ini. Tapi kenapa ujung-ujungnya kami tidak lulus. Kami juga mengikuti pelajaran dan ujian dengan baik," kata salah seorang siswi SMK Prapanca 2, Meysia Maulidah, di Surabaya, Selasa.

Ke delapan siswa tersebut dinyatakan tidak lulus oleh pihak sekolah pada Jumat (5/5) lalu. Tak hanya sedih, mereka juga merasa kecewa dengan keputusan Kepala Sekolah SMK Prapanca 2 Surabaya Gugus Legowo tersebut. Delapan pelajar yang tidak lulus ini terdiri dari dua siswi dan enam siswa.

Kesedihan tidak hanya dirasakan para siswa, namun orang tua wali murid yang tidak lulus juga merasakan hal yang sama. Mereka pun mendampingi anak-anaknya saat dipanggil pihak yayasan baru di sekolah.

Sejumlah guru memberikan arahan dan motivasi kepada delapan anak didiknya yang tidak lulus ini agar tetap semangat atau tidak patah arang.

Meysia mengaku, ia dan teman-temannya merasa sedih karena tidak lulus. Sebab selama ini ia dan tujuh temannya mengikuti proses belajar mengajar dan mengerjakan tugas sekolah serta mengikuti ujian sekolah dengan baik. Mereka tidak tahu mengapa tidak diluluskan oleh pihak sekolah.

Kabar tersebut akhirnya sampai ke Wakil Wali Kota Surabaya Armuji. Ia langsung mendatangi Kantor Cabang Dinas Pendidikan Surabaya-Sidoarjo Pemprov Jawa Timur di Surabaya.

"Kami tidak mau anak-anak sudah belajar selama ini lalu terancam masa depannya karena masalah internal yayasan, harus ada solusi. Kita wajib hadir untuk pendidikan warga Kota Surabaya," ujarnya. 

Setelah mendatangi Kantor Cabang Dispendik Cabang Surabaya-Sidoarjo, Armuji mengatakan nanti delapan orang siswa tersebut akan difasilitasi mengikuti ujian oleh SMK Prapanca 1 mengingat yang memiliki izin operasional dan terdaftar data pokok pendidikan adalah sekolah tersebut.

"Pada Prinsipnya, saya menginginkan ada solusi agar mereka semua bisa melanjutkan ke jenjang berikutnya, baik perguruan tinggi atau lapangan kerja," katanya.

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023