Tuban - Mau berbuka atau makan malam dengan menu garangasem ikan manyung ? Datang saja di warung Hajah Rasyidah (65), yang lokasinya halaman parkir Pasar Baru di Desa Kedungombo, Kecamatan Semanding, Tuban, Jawa Timur. Warung yang berdiri di atas obyek wisata alam Goa Akbar tersebut, tidak buka pagi atau siang hari. "Kami selalu buka mulai sore hari, tidak ada perubahan baik puasa Ramadhan atau hari-hari biasa dan tutupnya pagi diri hari, " kata Darwati (38), anak Hajah Rasyidah. Di warung setempat, sebenarnya tidak hanya menu garangasem ikan manyung yang menjadi andalan. Ada juga, menu kare rajungan, sayur lodeh mangut (ikan tenggiri, pe dan tongkol), ikan nus, juga yang lainnya. "Di sini ada juga goreng ikan trumpah, tapi garangasem ikan manyung selalu menjadi buruan pembeli," kata Darwati dengan nada bangga. Diakui Darwati, menu garangasem ikan manyung, sebenarnya juga dijual di sejumlah penjual makanan di wilayah Tuban, juga Lamongan, terutama di sepanjang pantura. Namun, lain koki lain pula cita rasanya, bergantung kemampuan mengolah dan menyanyikan untuk disantap. Garangasem ikan manyung, baik bentuk ikannya maupun kuahnya memiliki kemiripan dengan asem-asem "ndas" (kepala) ikan rengkik Bengawan Solo di Bojonegoro. "Garangasem manyung, beda dengan asem-asem," ucapnya, menjelaskan. Ia menyebutkan, resep kuah ikan manyung di warung setempat, diperoleh Hajah Rasyidah sudah turun temurun, sehingga berbeda rasanya dibandingkan dengan garangasem ikan manyung di warung lainnya. Hanya saja, resep secara umum tidak ada perbedaan dengan garangasem ikan manyung di warung lainnya. Di antaranya bumbu yang dimanfaatkan yakni kemiri, bawang merah, bawang putih, asam masak, dan terasi. Bahkan, daging ikan manyung, yang pola memasaknya digoreng setengah matang, kemudian dimasak bersama kuah kalau dimakan selain gurih, juga empuk. "Kalau daging ikan manyung rasanya ya mak nyusss," ujar Darwati sambil tersenyum. Mau tahu harga menunya? Seperti disampaikan Darwati, meskipun, model warung kaki lima, berbagai aneka makanan di warung setempat, tidak kalah rasanya dengan menu yang ada di restoran besar.Disebutkan, harga satu porsi garangasem ikan manyung, nasi dan teh, dengan lauk kepala Rp18.000, dengan lauk ikan manyung badan cukup Rp11.000/porsi. Dalam sehari, lanjutnya, di warung setempat mampu menjual 25 kepala ikan manyung ditambah 5 kilogram badan ikan manyung. "Kalau ditotal, kami menyediakan sekitar 20 kilogram ikan manyung setiap harinya," katanya seraya menambahkan selama ini untuk mendapatkan ikan manyung di wilayah setempat, tidak pernah kesulitan.Hampir setiap hari selalu ada garangasem ikan manyung. Sementara itu, untuk kare rajungan, lengkap dengan nasi dan teh, juga harga kaki lima Rp18.000/porsi. Menu lainnya yang juga tak kalah lezat yakni menu ikan laut seperti sayur lodeh mangut, menu ikan nus, harganya dibawah Rp10.000/porsi. Menurut dia, ibunya Hajah Rasyidah yang berjualan garangasem ikan manyung sudah 15 tahun lebih. Selama ini, menu makanan yang dijual tersebut mampu bertahan dan selalu diburu pembeli dari berbagai daerah di Jatim dan Jateng. Baik yang langsung datang untuk makan di warung setempat, atau yang kebetulan berziarah ke makam Sunan Bonang yang mampir untuk mencicipi menu garangasem ikan manyung. Penikmat ikan manyung, kata Darwati dan Parno, tidak hanya kalangan lapisan bawah, juga menengah dan kalangan atas. Parno mencontohkan, beberapa hari yang lalu ada sekitar 40 orang asal Rembang, Jateng, yang datang khusus untuk makan sahur di warungnya, dengan menu garangasem ikan manyung.

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011