Komisi D Bidang Pendidikan DPRD Kota Surabaya menilai gerakan Merdeka Belajar yang dicetuskan Mendikbud Ristek Nadiem Makarim mampu menciptakan kemerdekaan berkreativitas para guru dan siswa di Kota Pahlawan, Jawa Timur.

"Ini merupakan sebuah gebrakan yang luar biasa, bergeser pada pakem pendidikan formalitas yang sebelumnya dilaksanakan," kata Ketua Komisi D DPRD Surabaya Khunul Khotimah di Surabaya, Rabu.

Untuk itu, kata dia, Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2023 yang diperingati setiap tanggal 2 Mei memiliki arti yang mendalam bagi pendidikan Indonesia.

Hardiknas bukan sekadar peringatan seremonial tahunan, tapi sebagai cambuk mewujudkan Merdeka Belajar dan Tri Pusat Pendidikan yang telah digagas Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara.

Menurut dia, gerakan Merdeka Belajar yang dicetuskan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim sejalan dengan semangat Ki Hajar Dewantara yaitu memerdekakan manusia khususnya dalam hal pendidikan.

"Namun Merdeka Belajar ini perlu mendapat dukungan banyak pihak. Selaras dengan tema Hardinas 2023 yakni 'Bergerak Bersama, Semarakkan Merdeka Belajar'. Dari tema ini bisa diambil kesimpulan jika Merdeka Belajar tidak bisa dilakukan guru dan siswa, tapi juga lingkungan, orang tua dan lembaga pendidikan," kata Khusnul.

Khusnul mengatakan, sejak pertama kali diluncurkannya Merdeka Belajar, Kemendikbud menekankan bahwa sistem pendidikan harus bebas dari tiga hal. Meliputi perundungan, intoleransi dan kekerasan seksual.

Untuk masalah kekerasan seksual ini, lanjut dia, masih mempunyai pekerjaan rumah (PR) yang cukup berat. Sebab hingga kini masih muncul kasus-kasus kekerasan seksual pada anak usia sekolah.

"Kasus terbaru yang sangat memprihatinkan adalah kasus pemerkosaan terhadap siswi SMP di Surabaya hingga hamil. Kasus ini perlu mendapat perhatian khusus, karena korbannya adalah anak-anak di bawah umur," kata Khusnul.

Agar kasus semacam itu tak terulang lagi, lanjutnya, dibutuhkan peran Tri Pusat Pendidikan yakni keluarga, sekolah dan masyarakat. Puluhan dekade yang lalu, Ki Hajar Dewantara sudah mengingatkan akan pentingnya Tri Pusat Pendidikan ini.

"Ki Hajar Dewantara sudah mengingatkan jika mewujudkan pendidikan yang berkualitas tidak hanya berasal dari sekolah. Tapi juga dari keluarga dan masyarakat. Tiga elemen ini harus saling memiliki peran, untuk menciptakan generasi penerus yang berkualitas dan berakhlak mulia," katanya.

Tri Pusat Pendidikan ini, kata Khusnul, melengkapi upaya peningkatan kualitas pendidikan melalui kegiatan belajar mengajar (KBM).

"Selamat Hari Pendidikan Nasional untuk seluruh insan dan penggerak dunia pendidikan. Jangan pernah lelah menciptakan generasi cerdas, berkualitas dan berakhlak," ujarnya.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat memperingati Hardiknas di Balai Kota Surabaya, Selasa (2/5) mengatakan, bahwa semua pelajar dan guru di Surabaya telah menerapkan Merdeka Belajar. Untuk itu, ia juga berharap kepada mereka agar bisa terus berkreasi dan berinovasi.

"Sehingga nanti akan tercipta dan muncul anak-anak yang hebat, anak-anak yang memiliki prinsip di Kota Surabaya yang kelak akan menjadi pemimpin di Kota Surabaya. Karena saya selalu mengatakan anak Surabaya Hebat," ucapnya.

Anak Surabaya Hebat dalam arti yang dimaksud Cak Eri adalah mereka memiliki sikap yang humanis dan saling membantu. Kemudian, mereka bisa bekerja secara efektif dan efisien.

"Tidak banyak kegiatan, tidak banyak bicara, namun hasil output dan outcome-nya tercapai," kata Cak Eri.

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023