Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta agar pembangunan di Kota Madiun, Jawa Timur menjadikan kota itu sebagai kota yang generatif sehingga juga berdampak positif pada wilayah sekitarnya.

"Ciri perkembangan kota itu ada dua, yakni kota yang parasitis dan kota generatif. Adapun, kota parasitis adalah kota yang pertumbuhannya mengisap daerah sekitar hingga mati dan tumbuh sendirian. Kota yang bagus adalah memiliki efek generatif, yakni ketika ia tumbuh maka sekitarnya juga ikut tumbuh," ujar Menko PMK Muhadjir dalam kegiatan "Madiun City International Meeting" di Halaman Balai Kota Madiun, Sabtu.

Pihaknya sangat mengapresiasi pembangunan sejumlah infrastruktur dan tempat wisata buatan yang dilakukan Pemkot Kota Madiun di bawah kepemimpinan Wali Kota Maidi bersama Wakilnya Inda Raya.

Ia menilai pembangunan dan pertumbuhan Kota Madiun saat ini tak hanya berhasil mengubah image kota transit menjadi kota tujuan wisata, namun juga menjadikan sumber daya manusia setempat lebih berkualitas yang ditunjukkan dengan tingginya nilai indeks pembangunan manusia (IPM), turunnya angka stunting, kemiskinan ekstrem, dan tingkat pengangguran.

"Saya berharap Kota Madiun ini menjadi semacam mercusuar dan tujuan yang menarik, yang kemudian ketertarikan orang itu juga ikut menumbuhkan daerah sekitarnya seperti Ponorogo, Kabupaten Madiun, dan lainnya di wilayah Jawa Timur bagian selatan," kata dia.

Wali Kota Madiun Maidi mengatakan Madiun City International Meeting merupakan kegiatan pertemuan yang menghadirkan orang-orang Madiun yang tinggal di luar daerah dan bahkan luar negeri untuk memberikan saran dan masukan tentang pembangunan Kota Madiun.

"Melalui kegiatan ini, saya mohon masukan-masukannya. Kemajuan dan inovasi yang dilakukan dalam pembangunan di Kota Madiun tidak lepas dari ilmu pengetahuan dan pengalaman-pengalaman Bapak dan Ibu semuanya yang telah berhasil di luar Madiun," kata Wali Kota Maidi.

Melalui pembangunan tersebut, pihaknya ingin Kota Madiun ikut bagian dari perubahan yang terus terjadi di dunia modern serta tidak menjadi korban dari perubahan yang terus berkembang tersebut.

"Kita sudah melakukan musrenbang mulai dari tingkat RT, kelurahan, kecamatan, OPD, dan pemerintah kota. Melalui kegiatan ini, saya ingin ini seolah-olah musrenbang dari para insan berpengalaman di tingkat internasional yang nantinya masukan tersebut berguna untuk mengambil kebijakan bagi Kota Madiun ke depannya. Sehingga, saya juga mohon maaf ini sedikit memaksa agar para Bapak dan Ibu semuanya untuk pulang kampung ke kotanya dan urun rembug," katanya.

Kegiatan Madiun City International Meeting merupakan bagian dari rangkaian ajang Madiun Festival 2023 untuk mengisi libur Lebaran 2023. Setidaknya terdapat lima agenda besar dalam festival itu, yakni Festival Pecel Pincuk (23-29 April), Ngaji Syawalan (28 April), Aksi Cah Mediunan (28-29 April), Madiun City International Meeting (29 April), dan Pagelaran Wayang Kulit (30 April).

Kegiatan Madiun City International Meeting digelar bersama ratusan anggota Paguyuban Madiun dan sekitarnya (Paguma) serta para diaspora warga Madiun.

Hadir sejumlah tokoh nasional dalam kegiatan itu yang juga sebagai anggota Paguma, seperti Menko PMK Muhadjir Effendy, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI yang juga mantan Gubernur Jatim Soekarwo, mantan Menko Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang juga mantan Panglima TNI Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso, mewakili Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono Mayor Jenderal TNI Totok Imam Santoso yang menjabat sebagai Pangdam XIV/Hasanuddin.

Kegiatan berlangsung lancar dan penuh keakraban yang dipandu oleh Moderator Pakar Komunikasi Politik dan Dosen Komunikasi Unair Suko Widodo.
 

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023