Ribuan warga Muhammadiyah memadati Jalan Blauran Surabaya untuk melaksanakan Shalat Idul Fitri 1444 Hijriah atau 2023 Masehi, Jumat pagi.
 
Khotib sekaligus imam Shalat Idul Fitri ialah Drs. KH. Fuad yang dimulai pada pukul 06.00 WIB.
 
Dalam khutbahnya setelah melaksanakan sholat, pria asal Lamongan tersebut menyatakan pentingnya menghargai perbedaan pendapat yang terjadi terkait penentuan 1 Syawal 1444 Hijriah.
 
"Walaupun hari ini atau besok ada suatu ketidaksamaan kita hargai, bahwa semuanya itu adalah umat Islam, kita itu saudara jangan saling mengejek," katanya. 
 
Menurut dia, jangan sampai ada ya g saling membenarkan keyakinannya masing-masing karena semua benar.
 
"Jangan ada kalimatnya yang benar itu sekarang atau besok, semua sama asalkan keyakinan yang ada di dalam dada ini bahwa untuk menjalankan Idul Fitri," ucapnya.
 
Selain itu, dirinya berpesan jangan saling debat masalah perbedaan pendapat namun harus saling mengingatkan dalam hal kebaikan terutama jika ada tetangga atau orang terdekat yang membutuhkan pertolongan.
 
"Contoh Umar Bin Khattab, pada saat jalan-jalan tengah malam ada seorang bayi dan ada juga seorang anak yang menangis yang dia kira karena dihajar oleh ibunya atau orang tuanya tetapi karena lapar, kemudian dia merasa tanggung jawab dan memberi makan keluarga tersebut," ujarnya.
 
Oleh karena itu, lanjutnya, sebagai Muslim dan merupakan kewajiban sebagai orang yang beriman kepada Allah SWT, sudah seharusnya melihat keadaan sekitar.
 
"Apakah hari ini ada orang yang tidak bisa makan atau tidak mampu untuk makan maka inilah kewajiban kita untuk membantunya, dimulai dari yang terdekat," ujarnya.
 
Di akhir khutbahnya, dirinya berpesan agar semua Muslim di Indonesia selalu diberi rezeki oleh Allah SWT.
 
"Semoga puasa kita diterima dan rezeki kita selalu dilimpahkan oleh Allah, Aamiin," katanya.

Sementara itu, umat Islam, khususnya warga Muhammadiyah merayakan Hari Raya Idul Fitri pada Jumat, 21 April 2023. Berbeda dengan keputusan pemerintah, yakni Sabtu, 22 April 2023.
 
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Dr dr Sukadiono menegaskan keputusan tersebut berlandaskan hasil hisab hakiki wujudul hilal dan dijadikan pedoman oleh Majelis Tarjih Tajdid.
 
Untuk penetapan 1 Syawal, kata dia, ijtimak terjadi pada Kamis Legi 20 April 2023 tepat 29 Ramadhan 1444 H, berlangsung pukul 11.15.06 WIB dengan ketinggian bulan saat matahari terbenam di Yogyakarta +01° 47` 58".
 
"Berdasarkan PP Muhammadiyah, kondisi itu maka hilal sudah dinyatakan wujud dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat matahari terbenam bulan berada di atas ufuk," tutur Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya tersebut.

Pewarta: Naufal Ammar Imaduddin

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023