Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menggelar Festival Islami Musik Patrol dan Kuntulan untuk menyemarakkan bulan Ramadhan, dan juga menghidupkan khazanah tradisi dan budaya di "Bumi Blambangan" itu.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Kamis, mengatakan, bagi masyarakat, musik patrol dan tari kuntulan menjadi kesenian yang melekat dengan Bulan Suci Ramadhan.

"Banyuwangi ingin nguri-nguri budaya lokal melalui tradisi yang unik dan menarik ini. Selain sebagai hiburan masyarakat, harapan kami festival ini juga menjadi sarana pemulihan ekonomi warga," ujarnya.

Musik patrol dan tari kuntulan, lanjut Ipuk, sudah lama dijadikan sebagai sarana siar Islam bagi masyarakat Banyuwangi. Hal yang serupa dengan pendekatan Wali Songo ketika menyiarkan Islam di Tanah Jawa.

Selain itu, menurut Ipuk, kesenian lokal tersebut juga berperan dalam merajut keharmonisan dalam hidup bertetangga. Dalam tradisi patrol, misalnya tercermin rasa saling peduli dan guyup rukun.

Sebagaimana diketahui, kata Ipuk, musik patrol dimainkan oleh warga setiap Ramadhan menjelang waktu makan sahur. Meriahnya musik patrol membangunkan warga Muslim untuk menyiapkan menu makan sebelum berpuasa.

"Kami berharap festival ini bisa terus digelar setiap tahun agar kebudayaan dan tradisi ini terus lestari. Kami ingin musik patrol dan tari kuntulan bisa terus dimainkan oleh lintas generasi," ujarnya.

Pada Rabu (5/4) malam, Festival Islami Musik Patrol dan Kuntulan menyemarakkan suasana malam Ramadhan di pusat kota Banyuwangi. Sepuluh kelompok musik patrol dan lima kelompok penari kuntulan menghibur masyarakat yang hadir dari berbagai daerah.

Festival ini digelar pertama kali sejak tiga tahun terakhir. Selama pandemi COVID-19, festival tersebut ditiadakan.

Peserta musik patrol merupakan finalis hasil seleksi daring yang digelar beberapa waktu lalu. Mereka adalah kelompok patrol terbaik yang berasal dari berbagai kecamatan, antara lain Giri, Singojuruh, Glagah, Cluring, dan Banyuwangi.

Mereka tampil di atas panggung yang digelar di halaman Stadion Diponegoro. Menyanyikan lagu religi bernuansa tradisional, masing-masing anggota kelompok memainkan alat musik khas patrol seperti kentongan, seruling, dan angklung.

Setelah tampil di panggung, mereka kemudian berpatrol ria keliling wilayah kota Banyuwangi. Penampilan kelompok patrol yang unik dengan membawakan musik asyik menyedot perhatian masyarakat.

Tak kalah menghibur penampilan kelompok penari kuntulan. Kuntulan merupakan tari tradisional Banyuwangi yang ditampilkan dengan perpaduan nuansa Timur Tengah. Pentas tari dipadukan dengan alunan alat musik rebana dan kluncing.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023