Bojonegoro - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf menegaskan bahwa pihaknya baru akan mengevaluasi stok beras setelah Lebaran untuk menentukan kebijakan melakukan impor beras atau tidak. "Kalau sekarang, stok beras di Jawa Timur sampai lebaran masih aman. Hanya pembelian yang dilakukan Bulog saja yang berkurang," katanya di Bojonegoro, Jumat. Ia menjelaskan, berkurangnya pembelian yang dilakukan Bulog tersebut, karena harga di pasaran lebih tinggi berkisar Rp200/kg, dibandingkan dengan harga yang ditetapkan Pemerintah. "Kalau persediaan beras yang ada masih mencukupi selama dua bulan, jadi selama lebaran aman," katanya tanpa merinci jumlah stok beras yang tersedia di Jatim. Menurut dia, masih mencukupinya persediaan beras di Jatim tersebut, selain yang masih ada di bulog, termasuk yang masih ada di pedagang dan petani. "Hanya bulog dalam melakukan pembelian tidak memenuhi target, ya karena selisih harga tadi," ujarnya. Sementara ini, menurut dia, pihaknya masih menolak masuknya beras impor ke Jatim dan masih belum mengambil keputusan untuk melakukan impor beras, terkait dengan adanya kecenderungan tingginya harga beras. Sebab, lanjutnya, terjadinya kenaikan harga beras tersebut, hanya di tingkatan beras kualitas medium."Beras kualitas lainnya, kenaikannya kecil," tambahnya. Secara terpisah, seorang pedagang beras di pasar Banjarjo, Desa Banjarjo, Kecamatan Kota, Sakim (59), menyatakan, para pedagang di Bojonegoro, sudah mendapatkan contoh beras impor asal Thailand, sejak dua pekan lalu. Contoh beras itu, katanya, hanya sebatas beredar di kalangan para pedagang dan ditawarkan dengan harga Rp6.000/kg, belum termasuk ongkos kirim dari Surabaya."Hanya sampai sekarang beras impor itu, belum ada yang masuk ke Bojonegoro," ungkapnya. Ia menjelaskan, akibat beredarnya contoh beras impor itu, beras produksi lokal Bojonegoro dan Tuban yang beredar di pasaran, yang semula sudah berkurang, menjadi bertambah kembali. "Kalau perkiraan saya para pedagang besar yang semula menyetok beras, kemudian mengeluarkan berasnya ke pasaran, karena takut bersaing dengan beras impor," katanya menambahkan.*

Pewarta:

Editor : M. Irfan Ilmie


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011