Badan Karantina Pertanian menjamin kelancaran lalu lintas bahan-bahan pangan dan kebutuhan pokok hasil pertanian di seluruh wilayah Indonesia, khususnya selama bulan Ramadhan hingga Idul Fitri.
Kepala Badan Karantina Pertanian Bambang mengungkapkan salah satu tugasnya adalah memastikan kebutuhan pangan hasil pertanian untuk masyarakat di berbagai daerah wilayah Indonesia setidaknya hingga Idul Fitri mendatang tercukupi dengan harga terjangkau.
"Apabila ditemukan kekurangan serta harganya naik segera dikoordinasikan untuk kemudian didatangkan dari daerah yang surplus," katanya kepada wartawan di Surabaya, Rabu.
Menurutnya orosedur pengecekan bahan pangan hasil pertanian di tiap wilayah Balai Besar Karantina Pertanian selama bulan ramadhan hingga Idul Fitri sebelum didistribusikan ke daerah tujuan tetap dilakukan dengan standar baku.
Bambang menyampaikan, demi keamanan dan keselamatan untuk dikonsumsi oleh masyarakat, pengecekan bahan pangan hasil pertanian dengan kategori "medium" dan "low risk" yang tidak butuh pengujian dari karantina membutuhkan waktu paling lama enam setengah jam.
"Badan Karantina dengan seluruh jajaran yang ada di setiap lokasi, menjamin tetap melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan baik. Jangan sampai ada penyakit yang terbawa, organisme pengganggu tumbuhan yang terbawa di media pembawa, seperti janin, telur dan macam-macam bahan pangan yang dilalulintaskan tetapi bisa melayani dengan baik dan lancar para pelaku usaha," ujarnya.
Sementara bahan pangan dan kebutuhan pokok hasil pertanian di wilayah Jawa Timur terbilang surplus. Bahkan beberapa komoditas pangan hasil pertanian asal Jawa Timur seperti telur dan daging ayam diekspor.
Selain itu juga disuplai ke berbagai daerah, seperti ke wilayah Kalimantan hingga Papua.
Di wilayah Jawa Timur, lanjut Bambang, Badan Karantina Pertanian mewaspadai peredaran daging dari ternak sapi yang terjangkit penyakit LSD.
"Kalau tahun lalu ada penyakit PMK pada hewan ternak sapi tapi sekarang sudah melandai. Sekarang Jatim surplus ternak sapi tapi tergolong merah penyakit LSD," katanya.
Pemerintah masih mengupayakan vaksin untuk mencegah penyakit LSD pada hewan ternak. Bambang berharap saat Idul Adha nanti seluruh sapi sudah divaksin semuanya, tidak hanya di Jawa Timur tapi se-Indonesia.
"Kalau untuk kebutuhan Idul Fitri, daging sudah tercukupi baik lokal maupun impor. Tapi untuk Idul Adha, kita antisipasi jauh hari agar tidak ada kendala. Karena setelah divaksin minimal menunggu masa inkubasi 28 hari. Apa pun kondisinya kalau belum divaksin, karantina pasti menahan dan dilarang mengeluarkan sapi ke daerah lain," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Kepala Badan Karantina Pertanian Bambang mengungkapkan salah satu tugasnya adalah memastikan kebutuhan pangan hasil pertanian untuk masyarakat di berbagai daerah wilayah Indonesia setidaknya hingga Idul Fitri mendatang tercukupi dengan harga terjangkau.
"Apabila ditemukan kekurangan serta harganya naik segera dikoordinasikan untuk kemudian didatangkan dari daerah yang surplus," katanya kepada wartawan di Surabaya, Rabu.
Menurutnya orosedur pengecekan bahan pangan hasil pertanian di tiap wilayah Balai Besar Karantina Pertanian selama bulan ramadhan hingga Idul Fitri sebelum didistribusikan ke daerah tujuan tetap dilakukan dengan standar baku.
Bambang menyampaikan, demi keamanan dan keselamatan untuk dikonsumsi oleh masyarakat, pengecekan bahan pangan hasil pertanian dengan kategori "medium" dan "low risk" yang tidak butuh pengujian dari karantina membutuhkan waktu paling lama enam setengah jam.
"Badan Karantina dengan seluruh jajaran yang ada di setiap lokasi, menjamin tetap melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan baik. Jangan sampai ada penyakit yang terbawa, organisme pengganggu tumbuhan yang terbawa di media pembawa, seperti janin, telur dan macam-macam bahan pangan yang dilalulintaskan tetapi bisa melayani dengan baik dan lancar para pelaku usaha," ujarnya.
Sementara bahan pangan dan kebutuhan pokok hasil pertanian di wilayah Jawa Timur terbilang surplus. Bahkan beberapa komoditas pangan hasil pertanian asal Jawa Timur seperti telur dan daging ayam diekspor.
Selain itu juga disuplai ke berbagai daerah, seperti ke wilayah Kalimantan hingga Papua.
Di wilayah Jawa Timur, lanjut Bambang, Badan Karantina Pertanian mewaspadai peredaran daging dari ternak sapi yang terjangkit penyakit LSD.
"Kalau tahun lalu ada penyakit PMK pada hewan ternak sapi tapi sekarang sudah melandai. Sekarang Jatim surplus ternak sapi tapi tergolong merah penyakit LSD," katanya.
Pemerintah masih mengupayakan vaksin untuk mencegah penyakit LSD pada hewan ternak. Bambang berharap saat Idul Adha nanti seluruh sapi sudah divaksin semuanya, tidak hanya di Jawa Timur tapi se-Indonesia.
"Kalau untuk kebutuhan Idul Fitri, daging sudah tercukupi baik lokal maupun impor. Tapi untuk Idul Adha, kita antisipasi jauh hari agar tidak ada kendala. Karena setelah divaksin minimal menunggu masa inkubasi 28 hari. Apa pun kondisinya kalau belum divaksin, karantina pasti menahan dan dilarang mengeluarkan sapi ke daerah lain," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023