Asosiasi industri kelapa sawit "Roundtable on Sustainable Palm Oil" (RSPO) bekerja sama Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badan Pengurus Cabang (BPC) Kabupaten Badung berkomitmen untuk semakin menguatkan Bali sebagai destinasi pariwisata unggulan Indonesia yang berwawasan lingkungan dan sosial melalui penggunaan produk-produk sawit berkelanjutan.
 
RSPO Deputy Director Market Transformation Indonesia Mahatma Windrawan Inantha dalam siaran persnya yang diterima di Surabaya, Jumat, menyambut baik komitmen PHRI Bali yang diyakininya akan semakin menguatkan posisi Bali sebagai destinasi pariwisata unggulan berbasis ekologi (eco-tourism) tidak hanya di Indonesia namun di tingkat dunia dengan menggunakan produk sawit berkelanjutan.

"Saya menyambut baik, perusahaan-perusahaan anggota RSPO termasuk yang berdomisili di pulau Jawa dan Bali, menyatakan siap mendukung hal ini sebagai salah satu strategi menjaga keberlangsungan industri pariwisata yang menjadi tulang punggung perekonomian Provinsi Bali," katanya.

Menurut dia, pihaknya akan terus mendorong pelaku industri pariwisata di Bali, khususnya hotel dan restoran, secara bertahap untuk menggunakan produk-produk turunan sawit yang diproduksi dengan cara yang bertanggung jawab dan lestari.

"Industri hotel dan restoran banyak menggunakan produk berbahan baku sawit seperti minyak goreng, margarin, sabun, sampo, pasta gigi, produk spa, parfum dan lilin," ucapnya.

Oleh karena itu, lanjutnya, PHRI dan RSPO akan menjalankan serangkaian kegiatan yang diantaranya adalah peningkatan kapasitas dan 'kesadartahuan' anggota PHRI Bali dan pemangku kepentingan terkait mengenai kelapa sawit berkelanjutan.

"Seperti penggunaan produk sawit berkelanjutan bersertifikat RSPO dan promosi anggota PHRI Bali yang telah menggunakan produk-produk sawit berkelanjutan," katanya.

Sementara itu, Ketua PHRI Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengatakan tujuan kerja sama tersebut ingin mengenalkan Bali sebagai tujuan wisata ramah lingkungan di mata wisatawan Indonesia dan dunia.

"Hal ini sejalan dengan kearifan lokal Bali yang dikenal sebagai filosofi Tri Hita Karana yang menjunjung tinggi keseimbangan hubungan antar sesama manusia dan juga manusia dengan lingkungannya," katanya.

Bali, menurut dia, mulai wujudkan hal tersebut dengan pengurangan pemakaian plastik sekali pakai sejak tahun 2019 dan penggunaan produk sawit berkelanjutan merupakan agenda dari pihaknya agar selaras dengan Rencana Aksi Daerah Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Provinsi Bali di masa depan.

"Kerja sama kami lebih erat dengan RSPO merupakan langkah strategis yang dilakukan untuk mewujudkan Bali sebagai pionir destinasi wisata berkelanjutan di dunia dalam penggunaan produk sawit ramah lingkungan," ucapnya.

Sementara, General Manager PT Bali Soap Mahendra yang juga perusahaan anggota RSPO menambahkan pentingnya mengedepankan aspek-aspek keberlanjutan sebagai keunggulan daya saing pariwisata Bali.

"Pasar saat ini sudah banyak yang peduli bagaimana perusahaan membuat sebuah produk, termasuk asal-usul bahan baku yang digunakan. Hal ini kemudian yang menjadi salah satu faktor perusahaan kami berhasil melalui masa sulit saat pandemi COVID-19 berlangsung, karena produk kami yang tersertifikasi RSPO berhasil menembus pasar luar negeri melalui marketplace daring," ujarnya.

Branch Manager PT Budi Jaya Amenities Ronald Harmanto mengatakan bahwa produk dengan label RSPO di kemasan akan membantu industri hotel dan restoran untuk tetap relevan.

"Hal itu dapat membantu konsumen yang mementingkan aspek keberlanjutan dalam pola konsumsinya," ucapnya.
 
Sementara, Direktur PT Spa Faktori Bali Maria Satiaputri menyampaikan bahwa penggunaan produk-produk sawit berkelanjutan merupakan salah satu pilar bisnis dari perusahaannya.

"Sebagai tanggung jawab perusahaan untuk berkontribusi positif bagi manusia dan lingkungan," katanya.

Pewarta: Naufal Ammar Imaduddin

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023