Petugas Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes PPKB) Kota Madiun melakukan deteksi dini Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) yang berbahaya bagi kesehatan, utamanya kaum perokok.

Sub Koordinator Usia Produktif, Usia Lanjut, Jiwa dan Napza Dinkes PPKB Kota Madiun, dr Tri Hari Wahyuningtyas mengatakan pemeriksaan deteksi dini tersebut menyasar pegawai, agen, dan komunitas yang ada di Terminal Tipe A Purboyo Kota Madiun.

"Kegiatan ini sebagai langkah deteksi dini PPOK bagi laki-laki berusia 40 tahun atau lebih," ujar Wahyu, sapaan akrab dr Tri Hari Wahyuningtyas di Terminal Tipe A Purboyo Kota Madiun, Selasa.

Menurut dia, dalam pemeriksaan deteksi dini tersebut adalah diawali dengan tes wawancara. setelah itu, pemeriksaan tekanan darah, gula darah, asam urat, kolesterol, serta "skrining puma".

Jika skornya dari skrining tersebut lebih dari enam, maka dilanjutkan cek "spirometri" untuk menilai fungsi paru. Apabila dari cek spiro tersebut hasilnya merah, maka akan diberikan obat untuk melebarkan paru-paru.

"Kita tunggu 15 menit dari pemberian obat. Kalau tidak ada perubahan, berarti yang bersangkutan memang PPOK. Kalau sudah terdiagnosa PPOK, maka akan kita rujuk ke rumah sakit untuk pemberian obat kuratifnya," kata dia.

dr Wahyu menjelaskan, PPOK sama seperti penyakit tidak menular lainnya yang bisa dilakukan pencegahan. Namun, jika seseorang terkena PPOK, maka harus diobati.

"Sayangi diri anda, sayangi keluarga dan lingkungan anda dengan berhenti merokok sekarang juga," kata dia.

Ke depan, kegiatan tersebut juga menyasar masyarakat umum. Pihaknya juga akan rutin bekerja sama dengan pos pembinaan terpadu (posbindu) untuk mencegah PPOK dan penyakit tidak menular lainnya.

Sementara, Koordinator Satuan Pelayanan Terminal Purboyo Madiun Suyatno mengapresiasi perhatian Dinkes-PPKB Kota Madiun yang melakukan pemeriksaan deteksi dini untuk mencegah PPOK di kalangan pekerja dan masyarakat umum di Terminal Madiun.

"Selain membantu kami juga untuk mencegah PPOK, kegiatan ini juga dapat sebagai cara mengetahui kondisi kesehatan para pekerja guna menghadapi nanti masa Angkutan Lebaran 2023," kata Suyatno.*

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023