Mahasiswi Textile and Fashion Design Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya Clarisa Wirogo tak menyangka empat busana rancangannya bakal ditampilkan di Pameran Dagang dan Fashion Show "Hongkong Fashion Week" pada April 2023.

Busana rancangan mahasiswi 22 tahun terinspirasi dari busana dari Suku Badui.

"Kebetulan kemarin juara satu empat looks jadi ini yang dibawa. Awalnya itu ikut lomba, puji tuhan juara satu. Hadiahnya itu fashion show di Hongkong," kata Clarisa ditemui ANTARA di ruang Q.904 Universitas Kristen Petra Surabaya, Selasa.

Mahasiswi asal Surabaya itu mengaku tak punya ambisi untuk menjadi juara pertama ketika mengikuti kompetisi "MYDC 2023". Sebab, ajang itu juga jadi yang perdana baginya.

Karyanya juga harus bersaing dengan 500 busana rancangan desainer lainnya. Apalagi, dia harus membagi waktu antara merampungkan rancangannya dengan jadwal magang yang saat itu sedang ditempuh.

Namun setelah melalui seleksi ketat, busananya terpilih masuk dalam fase 50 besar.

"Kemudian lolos 15 besar, kemudian menang. Memang sempat ragu-ragu, tetapi keluarga, dosen, sama bos ditempat magang saya memberi dukungan untuk terus maju," ujarnya.

Sementara, Alasan dibalik memilih busana khas Suku Badui sebagai inspirasi, lantaran dinilai punya keunikan dari segi warna.

Menurutnya, perpaduan warna hitam putih memiliki kesan elegan yang juga dipadukan dengan ikat kepala.

Busana rancangannya memadukan antara kain tradisional, seperti lurik, batik dobby, dan batik jumputan dengan kain katun.

"Warna gelapnya kalau dari serat alam tidak bisa hitam pekat, makanya ini ada yang biru gelap. Kemudian mereka pakai ikat kepala itu saya aplikasikan," ujarnya.

Clarisa mengaku dia ingin memperkenalkan kekayaan budaya yang ada di Indonesia.

"Sekalian mengenalkan bahwa budaya Indonesia itu kaya," katanya.

Menurutnya, proses pengerjaan busana rancangannya terbilang tak mudah. Apalagi untuk baju muslim tidak boleh terlihat lekukan tubuh penggunanya.

Di samping itu, dia juga beberapa kali kesulitan mencari kain yang digunakan untuk menjahit karyanya. 

"Yang harus diperhatikan enggak boleh press, sempat bingung harus diapain, tidak boleh kelihatan lekukan badan. Jadi aku layering. Kemudian, waktu cari kain sulit, beberapa kosong dan akhirnya beli online," ucapnya.

Kini Clarisa mantap menyongsong gelaran Pameran Dagang dan Fashion Show "Hongkong Fashion Week. Sejumlah persiapan tengah dilakukan agar karyanya bisa nampak mempesona di mata masyarakat dunia.

"Ke Hongkong 18 April, persiapan mungkin dilihat detailing mana yang kurang. Empat busana yang dibawa," ujar dia.

Fashion show di Hongkong merupakan keberhasilan Clarisa menyabet juara pertama Modest Young Designer Competition (MYDC) dalam ajang "Muslim Fashion Festival Plus 2023", di Jakarta.(*)
 

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : A Malik Ibrahim


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023