Organisasi Ocean Plastic Prevention Accelerator (OPPA) - SecondMuse melatih masyarakat di Surabaya untuk mengurangi pencemaran polusi sampah plastik di lingkungan melalui program Waste System Community 2Scale (WSC2Scale).
Manajer Program di OPPA, Renni Widya dalam keterangan yang diterima di Surabaya, Sabtu, mengatakan program lanjutan dari Waste Community Accelerator tersebut memberikan bimbingan dan dukungan pencocokan teknis ahli.
"Tujuannya membangun hubungan yang lebih kuat antara para peserta demi menguatkan rantai pasokan bahan plastik daur ulang," ujar Renni.
Menurutnya, dalam waktu tiga tahun, program ini juga telah mendukung 25 peserta. Sebagai bentuk dukungan berkelanjutan OPPA untuk bisnis pengelolaan sampah di Jawa Timur, program WSC2Scale diluncurkan pada bulan Oktober, 2022.
"Selama lima bulan, tiga peserta terpilih mendapatkan konsultasi dan pendampingan teknis intensif, serta berpartisipasi dalam kunjungan lapangan untuk belajar dari organisasi dan bisnis persampahan lainnya," katanya.
Baca juga: Komunitas Nol Sampah kampanye stop peralatan makan sekali pakai
Di akhir program, kata Reni, para peserta menerima hibah tunai untuk mengembangkan bisnisnya lebih lanjut.
Dukungan pendanaan dari program Waste Community Accelerator diberikan untuk pengadaan mesin press hidrolik untuk mengepres botol PET.
Dengan penambahan nilai bal, mereka dapat meningkatkan pendapatan dari penjualan botol PET sebesar 56 persen. Ini juga berdampak kepada pengurangan biaya transportasi dan penggunaan ruang penyimpanan yang lebih efisien.
Salah satu peserta Bank Sampah Induk Surabaya (BSIS) telah memperoleh dukungan pendanaan lebih lanjut dan diberikan dalam rangka merenovasi gudang baru. Sehingga memungkinkan mereka untuk memperluas kapasitas pengelolaan sampah.
Baca juga: Pemkot Surabaya beri perhatian ke keluarga Yutriana yang timbun sampah warga
Direktur Bank Sampah Induk Surabaya Anjar Putro menuturkan dana hibah yang diberikan diakhir program WSC2Scale akan digunakan untuk melakukan pendampingan kepada Bank Sampah Unit sehingga meningkatkan jumlah sampah yang akan dikelola.
“Keterlibatan dengan program-program OPPA membentuk saya dapat mengembangkan BSIS. Hingga saat ini kami belajar bagaimana dapat membuat dan menjalankan program yang terencana dan terukur," katanya.
Senada dengan Anjar Putro, Founder dan CEO di KPL SAE Anik Andayani menilai dengan kemampuan pemilahan sampah yang ditingkatkan, dapat mengumpulkan lebih banyak sampah bernilai untuk dijual, mencegah pekerja sampah harus secara manual memilah sampah plastik dari tumpukan sampah umum.
"Kami mendapatkan banyak sekali pengetahuan dari mengikuti kedua program. Kami mendapatkan pendampingan dari para ahli di bidangnya, seperti membuat laporan akuntansi, perpajakan, maupun pengurusan surat-surat legalitas," ujar Anik.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Manajer Program di OPPA, Renni Widya dalam keterangan yang diterima di Surabaya, Sabtu, mengatakan program lanjutan dari Waste Community Accelerator tersebut memberikan bimbingan dan dukungan pencocokan teknis ahli.
"Tujuannya membangun hubungan yang lebih kuat antara para peserta demi menguatkan rantai pasokan bahan plastik daur ulang," ujar Renni.
Menurutnya, dalam waktu tiga tahun, program ini juga telah mendukung 25 peserta. Sebagai bentuk dukungan berkelanjutan OPPA untuk bisnis pengelolaan sampah di Jawa Timur, program WSC2Scale diluncurkan pada bulan Oktober, 2022.
"Selama lima bulan, tiga peserta terpilih mendapatkan konsultasi dan pendampingan teknis intensif, serta berpartisipasi dalam kunjungan lapangan untuk belajar dari organisasi dan bisnis persampahan lainnya," katanya.
Baca juga: Komunitas Nol Sampah kampanye stop peralatan makan sekali pakai
Di akhir program, kata Reni, para peserta menerima hibah tunai untuk mengembangkan bisnisnya lebih lanjut.
Dukungan pendanaan dari program Waste Community Accelerator diberikan untuk pengadaan mesin press hidrolik untuk mengepres botol PET.
Dengan penambahan nilai bal, mereka dapat meningkatkan pendapatan dari penjualan botol PET sebesar 56 persen. Ini juga berdampak kepada pengurangan biaya transportasi dan penggunaan ruang penyimpanan yang lebih efisien.
Salah satu peserta Bank Sampah Induk Surabaya (BSIS) telah memperoleh dukungan pendanaan lebih lanjut dan diberikan dalam rangka merenovasi gudang baru. Sehingga memungkinkan mereka untuk memperluas kapasitas pengelolaan sampah.
Baca juga: Pemkot Surabaya beri perhatian ke keluarga Yutriana yang timbun sampah warga
Direktur Bank Sampah Induk Surabaya Anjar Putro menuturkan dana hibah yang diberikan diakhir program WSC2Scale akan digunakan untuk melakukan pendampingan kepada Bank Sampah Unit sehingga meningkatkan jumlah sampah yang akan dikelola.
“Keterlibatan dengan program-program OPPA membentuk saya dapat mengembangkan BSIS. Hingga saat ini kami belajar bagaimana dapat membuat dan menjalankan program yang terencana dan terukur," katanya.
Senada dengan Anjar Putro, Founder dan CEO di KPL SAE Anik Andayani menilai dengan kemampuan pemilahan sampah yang ditingkatkan, dapat mengumpulkan lebih banyak sampah bernilai untuk dijual, mencegah pekerja sampah harus secara manual memilah sampah plastik dari tumpukan sampah umum.
"Kami mendapatkan banyak sekali pengetahuan dari mengikuti kedua program. Kami mendapatkan pendampingan dari para ahli di bidangnya, seperti membuat laporan akuntansi, perpajakan, maupun pengurusan surat-surat legalitas," ujar Anik.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023