TNI Angkatan Laut (AL) menggandeng personel gabungan dari BPBD Kabupaten Blitar, Basarnas, polisi, serta masyarakat menggelar pelatihan penanggulangan bencana bersama di Desa Tambakrejo, Kabupaten Blitar.
Kepala Dinas Potensi Maritim TNI Angkatan Laut (Kadispotmaral) Laksma TNI Suradi Agung di Blitar, Rabu, menyampaikan program pelatihan ini sengaja digelar di Blitar selatan, dengan lokasi Desa Tambakrejo, Kabupaten Blitar. Sesuai dengan informasi BNPB, bahwa Blitar selatan merupakan daerah yang daerah rawan terjadi bencana.
"Di sini daerah rawan bencana. Kami antisipasi jika ada tsunami. Di pantai selatan ini ada lempengan tektonik yang mengakibatkan rawan gempa, bisa menyebabkan tsunami," katanya.
Pihaknya memberikan edukasi tentang penanggulangan bencana dengan harapan masyarakat dan pihak terkait lainnya siap dan sadar dengan potensi bencana yang bisa saja terjadi.
"Kami mengantisipasi apabila terjadi (gelombang tsunami) minimal sudah siap dengan pelatihan dan sadar bencana masyarakat di sini," ucap Suradi Agung .
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar Ivong Berttyanto berterima kasih dengan pelatihan penanggulangan kebencanaan yang dilakukan di Desa Tambakrejo, Kabupaten Blitar ini. Daerah ini terdapat Pantai Tambakrejo, yang termasuk yang memang rawan terjadi bencana gelombang tsunami.
Ia mengatakan, pelatihan ini digelar selama tiga hari, hingga tanggal 9 Maret 2023 di Lapangan Desa Tambakrejo, Kabupaten Blitar. Acara ini juga diikuti oleh BPBD Kabupaten Blitar, relawan, hingga warga. Dalam pelatihan ini diajarkan tentang teori wawasan penanggulangan bencana hingga gladi posko.
"Pelatihannya ada teori tentang wawasan penanggulangan bencana termasuk ada gladi posko (simulasi) nantinya. Pesertanya seluruh yang terkait, ada TNI, Polri, BPBD, organisasi kemasyarakatan dan masyarakat langsung," ujarnya.
Ia juga menambahkan, tingkat kesadaran masyarakat terutama di pesisir pantai selatan wilayah Blitar ini sebenarnya sudah cukup tinggi. Bahkan, sudah dibentuk desa tangguh bencana (Destana), sehingga jika terjadi bencana masyarakat bisa mandiri dan bangkit dari situasi bencana.
"Kalau kesadaran masyarakat sudah cukup tinggi, namun tetap harus diingatkan kembali, karena bencana datangnya tidak pernah kita duga. Kami tidak pernah berhenti mengingatkan informasi kesiapsiagaan bencana, tujuannya warga tetap siaga tentang potensi bencana," tutur dia.
Selain pelatihan tersebut, juga dilakukan penanaman mangrove di kawasan Pantai Tambakrejo, Kabupaten Blitar. Ada 2.000 batang yang ditanam untuk di pesisir pantai tambakrejo tersebut, demikian Ivong Berttyanto.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Kepala Dinas Potensi Maritim TNI Angkatan Laut (Kadispotmaral) Laksma TNI Suradi Agung di Blitar, Rabu, menyampaikan program pelatihan ini sengaja digelar di Blitar selatan, dengan lokasi Desa Tambakrejo, Kabupaten Blitar. Sesuai dengan informasi BNPB, bahwa Blitar selatan merupakan daerah yang daerah rawan terjadi bencana.
"Di sini daerah rawan bencana. Kami antisipasi jika ada tsunami. Di pantai selatan ini ada lempengan tektonik yang mengakibatkan rawan gempa, bisa menyebabkan tsunami," katanya.
Pihaknya memberikan edukasi tentang penanggulangan bencana dengan harapan masyarakat dan pihak terkait lainnya siap dan sadar dengan potensi bencana yang bisa saja terjadi.
"Kami mengantisipasi apabila terjadi (gelombang tsunami) minimal sudah siap dengan pelatihan dan sadar bencana masyarakat di sini," ucap Suradi Agung .
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar Ivong Berttyanto berterima kasih dengan pelatihan penanggulangan kebencanaan yang dilakukan di Desa Tambakrejo, Kabupaten Blitar ini. Daerah ini terdapat Pantai Tambakrejo, yang termasuk yang memang rawan terjadi bencana gelombang tsunami.
Ia mengatakan, pelatihan ini digelar selama tiga hari, hingga tanggal 9 Maret 2023 di Lapangan Desa Tambakrejo, Kabupaten Blitar. Acara ini juga diikuti oleh BPBD Kabupaten Blitar, relawan, hingga warga. Dalam pelatihan ini diajarkan tentang teori wawasan penanggulangan bencana hingga gladi posko.
"Pelatihannya ada teori tentang wawasan penanggulangan bencana termasuk ada gladi posko (simulasi) nantinya. Pesertanya seluruh yang terkait, ada TNI, Polri, BPBD, organisasi kemasyarakatan dan masyarakat langsung," ujarnya.
Ia juga menambahkan, tingkat kesadaran masyarakat terutama di pesisir pantai selatan wilayah Blitar ini sebenarnya sudah cukup tinggi. Bahkan, sudah dibentuk desa tangguh bencana (Destana), sehingga jika terjadi bencana masyarakat bisa mandiri dan bangkit dari situasi bencana.
"Kalau kesadaran masyarakat sudah cukup tinggi, namun tetap harus diingatkan kembali, karena bencana datangnya tidak pernah kita duga. Kami tidak pernah berhenti mengingatkan informasi kesiapsiagaan bencana, tujuannya warga tetap siaga tentang potensi bencana," tutur dia.
Selain pelatihan tersebut, juga dilakukan penanaman mangrove di kawasan Pantai Tambakrejo, Kabupaten Blitar. Ada 2.000 batang yang ditanam untuk di pesisir pantai tambakrejo tersebut, demikian Ivong Berttyanto.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023