Kediri - Seorang warga Desa Kalirong, Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Siti Aminah (70) meninggal dunia, setelah menyantap makanan untuk berbuka puasa, dan diduga korban keracunan makanan.
Pelaksana Tugas Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Kabupaten Kediri, Edhi Purwanto di Kediri, Kamis membantah jika korban tewas di Desa Kalirong, Kecamatan Tarokan, itu karena keracunan makanan.
"Dari laporan yang masuk ke kami, korban yang meninggal dunia itu tidak ada hubungannya dengan keracunan makanan, tapi, murni karena mempunyai riwayat sakit jantung. Ia adalah pasien langganan dokter di Puskesmas Tarokan dengan penyakit jantung," katanya.
Satu keluarga di Desa Kalirong, Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri, menderita keracunan setelah menyantap makanan untuk berbuka puasa Selasa (2/8). Mereka dilarikan ke rumah sakit pada Rabu (3/8) pagi. Para korban itu adalah pasangan suami istri, Siti Aminah (70) dan Slamet (72), serta anak-anaknya, yaitu Sumali (31), Sodiq (26), Khusnul Khotimah (37), dan Wiji (41).
Siti Aminah diketahui meninggal dunia setelah sehari semalam mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gambiran, Kota Kediri. Sementara, Sumali sampai saat masih menjalani perawatan di ruang Flamboyan III B RSUD Gambiran. Untuk Sodiq dan Khusnul Khotimah sampai saat ini masih menjalani perawatan di Klinik Husada Kecamatan Tarokan, dan yang lain hanya menjalani rawat jalan.
Towil (34), anak kedua korban mengatakan, kejadian itu berawal setelah mereka menyantap makanan untuk berbuka puasa. Menu yang saat itu dikonsumsi adalah nasi putih, pindang ikan laut yang dimasak dengan bumbu rujak, sayur terong, dan oseng-oseng kangkung.
Ia mengatakan, ibunya yang merasakan sakit setelah berbuka puasa. Tetapi, hal itu dibiarkan, karena dikira hanya sakit perut biasa.
"Perasaan aneh mulai terlihat, ketika saudara-saudara saya yang lain juga sakit dengan gejala yang sama, perut mulas dan kepala pusing. Bahkan, badan rasanya juga demam," katanya mengungkapkan kejadian itu.
Ia mengaku tidak ikut makan dengan keluarga, hingga tidak terkena sakit dengan gejala seperti keracunan itu. Ia saat ini masih menunggu ayahnya, yang masih dalam proses penyembuhan.
Sumali, yang dikonfirmasi tentang kejadian itu mengaku saat ini kondisinya masih lemah. Ia juga terus mengalami diare dan perutnya hingga kini juga masih mulas.
"Kalau makanannya tidak ada yang rasanya aneh. Masaknya juga masih baru, karena dibuat untuk buka npuasa. Tapi, tidak tahu kok jadinya seperti ini," katanya.
Edhi mengatakan, pemeriksaan telah dilakukan oleh dokter di rumah sakit tempat mereka dirawat. Untuk sementara, mereka menderita diare.
"Saat ini, mereka masih mendapatkan perawatan. Dugaan sementara, mereka memang keracunan, tapi, pastinya kami masih terus lakukan penyelidikan," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011