Angkutan pengumpan atau feeder yang mulai beroperasi di Kota Surabaya diharapkan dapat mendukung ekosistem transportasi massal yang telah dikembangkan demi menyediakan mobilisasi warga setempat.
"Semoga keberadaan feeder ini bisa menjadi tahapan untuk mengurai kemacetan. Kami juga berharap bahwa nanti ada koordinasi dengan Sidoarjo, dengan Gresik," kata Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti di Surabaya, Jumat.
Meski demikian, kata dia, ada beberapa hal yang perlu mendapat sorotan demi mendukung kesungguhan Pemkot Surabaya guna mengurai kemacetan yang masih menjadi persoalan di Kota Pahlawan.
"Hal yang paling penting untuk angkutan massal adalah aman, lalu kepastian waktu, terjangkau, tarifnya murah dan nyaman," ujar dia.
Reni berharap keberadaan feeder ini bisa menjadi tahapan untuk mengurai kemacetan di Surabaya.
"Kami juga sangat berharap bahwa nanti ada koordinasi dengan Sidoarjo, dengan Gresik," kata Reni.
Hal ini lantaran, lanjut Reni, arus masuk dan keluar kendaraan di Kota Surabaya juga berasal dari kota-kota tetangga alhasil perlu konektivitas guna menghubungkan wilayah aglomerasi itu.
Sebagai informasi, sisi pemberdayaan pun dilakukan dalam operasional feeder melalui para awak kendaraan yang merupakan pengemudi angkot lama.
"Saya juga support pengemudi feeder ini memberdayakan sopir angkot yang mau bergabung. Jadi membantu perekonomian mereka," kata dia.
Reni juga sempat mencoba naik feeder usai peresmian secara simbolis oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di halaman Siola, Surabaya pada Kamis (2/3).
"Sarana lengkap dan modern, ini mesti dijaga bersama agar nyaman naik feeder, ada CCTV, layar info rute, sabuk pengaman dan kursi yang nyaman," kata dia.
Secara keseluruhan terdapat 52 unit feeder yang terdiri dari dua Hiace dengan kapasitas 14 penumpang dan 38 Daihatsu Grand Max yang cukup untuk 10 penumpang.
Lima rute meliputi Terminal Benowo - Tunjungan, PNR Mayjend Sungkono - Embong Wungu, Terminal Joyoboyo - Kedung Asem, Penjaringan Sari - Gunung Anyar dan Puspa Raya - HR. Muhammad.
Terjadwal jam operasional pukul 05.30 WIB-21.30 WIB. Tarif yang dikenakan pun cukup terjangkau dengan biaya Rp5 ribu untuk umum, Rp2.500 bagi pelajar, dan gratis untuk lansia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Semoga keberadaan feeder ini bisa menjadi tahapan untuk mengurai kemacetan. Kami juga berharap bahwa nanti ada koordinasi dengan Sidoarjo, dengan Gresik," kata Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti di Surabaya, Jumat.
Meski demikian, kata dia, ada beberapa hal yang perlu mendapat sorotan demi mendukung kesungguhan Pemkot Surabaya guna mengurai kemacetan yang masih menjadi persoalan di Kota Pahlawan.
"Hal yang paling penting untuk angkutan massal adalah aman, lalu kepastian waktu, terjangkau, tarifnya murah dan nyaman," ujar dia.
Reni berharap keberadaan feeder ini bisa menjadi tahapan untuk mengurai kemacetan di Surabaya.
"Kami juga sangat berharap bahwa nanti ada koordinasi dengan Sidoarjo, dengan Gresik," kata Reni.
Hal ini lantaran, lanjut Reni, arus masuk dan keluar kendaraan di Kota Surabaya juga berasal dari kota-kota tetangga alhasil perlu konektivitas guna menghubungkan wilayah aglomerasi itu.
Sebagai informasi, sisi pemberdayaan pun dilakukan dalam operasional feeder melalui para awak kendaraan yang merupakan pengemudi angkot lama.
"Saya juga support pengemudi feeder ini memberdayakan sopir angkot yang mau bergabung. Jadi membantu perekonomian mereka," kata dia.
Reni juga sempat mencoba naik feeder usai peresmian secara simbolis oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di halaman Siola, Surabaya pada Kamis (2/3).
"Sarana lengkap dan modern, ini mesti dijaga bersama agar nyaman naik feeder, ada CCTV, layar info rute, sabuk pengaman dan kursi yang nyaman," kata dia.
Secara keseluruhan terdapat 52 unit feeder yang terdiri dari dua Hiace dengan kapasitas 14 penumpang dan 38 Daihatsu Grand Max yang cukup untuk 10 penumpang.
Lima rute meliputi Terminal Benowo - Tunjungan, PNR Mayjend Sungkono - Embong Wungu, Terminal Joyoboyo - Kedung Asem, Penjaringan Sari - Gunung Anyar dan Puspa Raya - HR. Muhammad.
Terjadwal jam operasional pukul 05.30 WIB-21.30 WIB. Tarif yang dikenakan pun cukup terjangkau dengan biaya Rp5 ribu untuk umum, Rp2.500 bagi pelajar, dan gratis untuk lansia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023