Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, kembali melanjutkan sejumlah program khusus bagi pelajar dari keluarga kurang mampu, yakni pemberian uang saku dan transportasi.

Program khusus pelajar dari keluarga kurang mampu yang sudah berjalan sejak 2017 ini di antaranya pemberian uang saku setiap hari, bantuan uang transportasi tiap hari, tabungan pelajar, hingga pemberian bantuan peralatan sekolah.

"Ini bantuan khusus bagi pelajar yang kurang mampu sehingga makin semangat sekolahnya. Program yang telah dirintis sejak 2017 kami teruskan karena melihat manfaatnya yang besar," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Selasa.

Dia mengungkapkan ada tujuh program yang disasarkan bagi pelajar kurang mampu, di antaranya bantuan biaya hidup pelajar tidak mampu, Gerakan Daerah Angkat Anak Muda Putus Sekolah (Garda Ampuh) bantuan uang transportasi siswa tidak mampu, beasiswa kuliah Banyuwangi Cerdas, bantuan alat pembelajaran, serta bantuan uang saku.

Bupati Ipuk mencontohkan program uang saku, di mana pelajar SD mendapatkan Rp10.000 per hari, SMP Rp15.000 per hari, dan SMA Rp20.000 per hari. Demikian pula bantuan uang transportasi, para pelajar SD mendapatkan Rp10.000 per hari, SMP Rp15.000 per hari, dan SMA Rp20.000 per hari.

Ipuk berharap program ini bisa membantu para pelajar kurang mampu untuk semakin giat bersekolah.

"Uang saku yang diberikan tiap hari digunakan untuk membeli makanan, sehingga dia belajar dengan perut terisi dan gizi cukup, yang bisa menstimulasi otak dalam menerima materi pembelajaran," kata dia.

Bupati Ipuk berharap bantuan uang saku ini bisa menjaga bahkan mendorong spirit belajar mereka.

"Uang saku ini bisa dipergunakan bekal mereka bersekolah. Kami juga memerintahkan Dinas Pendidikan untuk terus memonitor apa yang harus dibantu agar mereka bisa memiliki pendidikan yang tinggi," ucapnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Suratno menambahkan bahwa pada tahun ini ada tujuh program untuk menopang pendidikan pelajar tidak mampu. Rinciannya, berupa bantuan biaya hidup (personalia) diberikan kepada 840 siswa tidak mampu, Garda Ampuh disasarkan bagi 975 siswa, bantuan uang transportasi juga diberikan kepada 600 siswa tidak mampu, juga bantuan alat pembelajaran untuk siswa miskin senilai Rp1,2 miliar.

Bantuan uang saku diberikan kepada 564 orang, beasiswa bagi mahasiswa berprestasi bagi pelajar kurang mampu dialokasikan untuk 80 orang. Banyuwangi juga menganggarkan beasiswa bagi mahasiswa peserta program Banyuwangi Cerdas sebanyak 300 orang.

"Untuk bantuan uang saku kepada anak-anak kami di SDN 8 Jambewangi sebesar Rp3,2 juta per tahunnya. Kalau untuk siswa SMP Rp4,4 juta, sementara SMA sederajat Rp5,7 juta," kata Suratno.

Program-program tersebut, menurut Suratno, saling mendukung dengan program lainnya, seperti program Siswa Asuh Sebaya (SAS), di mana para pelajar saling membantu di antara mereka dengan menyisihkan uang jajan-nya. Setiap pekan, siswa yang uang jajan-nya lebih menyisihkan sebagian untuk dikumpulkan ke bendahara kelas. Uang yang terkumpul akan diberikan ke siswa kurang mampu berupa uang atau barang yang mereka butuhkan untuk menunjang kebutuhan sekolah siswa.

Program SAS ini, kini berkembang menjadi Sekolah Asuh Sekolah. Di mana sekolah yang memiliki kelebihan dana SAS akan diberikan ke sekolah lain yang masih membutuhkan bantuan untuk siswanya yang kurang mampu.

"Kadang tangan pemkab tidak cukup jauh menjangkau kebutuhan pendidikan seorang siswa, maka lewat SAS ini kami harapkan bisa menambal kebutuhan mereka, seperti siswa SDN 8 Jambewangi itu, juga kami belikan tas dan buku-buku penunjang pelajaran dengan memakai dana SAS," katanya.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023