Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Jawa Timur bekerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya guna mengatasi banjir perkotaan yang sering terjadi saat musim hujan.
"Dalam dua hari ini kami mengajak tim ITS mengenalkan sejumlah lokasi di Pamekasan yang sering terjadi banjir," kata Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan Budi Cahyono di Pamekasan, Selasa.
Ia menjelaskan banjir di Kabupaten Pamekasan salah satu jenis bencana alam yang sering terjadi, selain tanah longsor dan angin kencang.
Data institusi ini menyebutkan 41.433 jiwa terdampak bencana alam selama 2022 dan 453 jiwa mengungsi akibat musibah tersebut.
Ada tujuh jenis bencana yang terjadi di Pamekasan selama 2022 dengan jumlah total mencapai 690 kejadian, di antaranya banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, gelombang ekstrem atau abrasi dan gempa bumi.
Banjir terjadi 26 kali, tanah longsor terjadi di 82 titik, cuaca ekstrem terjadi 233 kali, dan kekeringan terjadi di 321 lokasi atau dusun.
Sebanyak 289 rumah warga rusak parah, delapan unit rusak berat, dua unit rusak sedang, dan 279 rusak ringan akibat bencana tersebut.
Fasilitas yang rusak terdata 10 unit, terdiri atas fasilitas ibadah empat unit, fasilitas pendidikan empat unit, dan fasilitas kesehatan dua unit.
"Dari berbagai jenis bencana yang terjadi ini, dampak paling parah adalah banjir," kata dia.
Selama 2022, terdata 6.329 kepala keluarga terdampak banjir. "Karena itu, kerja sama dengan ITS diharapkan nantinya bisa ada solusi terbaik dalam penganan banjir di perkotaan ini," kata Budi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Dalam dua hari ini kami mengajak tim ITS mengenalkan sejumlah lokasi di Pamekasan yang sering terjadi banjir," kata Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan Budi Cahyono di Pamekasan, Selasa.
Ia menjelaskan banjir di Kabupaten Pamekasan salah satu jenis bencana alam yang sering terjadi, selain tanah longsor dan angin kencang.
Data institusi ini menyebutkan 41.433 jiwa terdampak bencana alam selama 2022 dan 453 jiwa mengungsi akibat musibah tersebut.
Ada tujuh jenis bencana yang terjadi di Pamekasan selama 2022 dengan jumlah total mencapai 690 kejadian, di antaranya banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, gelombang ekstrem atau abrasi dan gempa bumi.
Banjir terjadi 26 kali, tanah longsor terjadi di 82 titik, cuaca ekstrem terjadi 233 kali, dan kekeringan terjadi di 321 lokasi atau dusun.
Sebanyak 289 rumah warga rusak parah, delapan unit rusak berat, dua unit rusak sedang, dan 279 rusak ringan akibat bencana tersebut.
Fasilitas yang rusak terdata 10 unit, terdiri atas fasilitas ibadah empat unit, fasilitas pendidikan empat unit, dan fasilitas kesehatan dua unit.
"Dari berbagai jenis bencana yang terjadi ini, dampak paling parah adalah banjir," kata dia.
Selama 2022, terdata 6.329 kepala keluarga terdampak banjir. "Karena itu, kerja sama dengan ITS diharapkan nantinya bisa ada solusi terbaik dalam penganan banjir di perkotaan ini," kata Budi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023