Surabaya - Sebanyak 85 kadet Akademi Angkatan Laut yang melakukan perjalanan muhibah ke tiga negara di Asia dengan menggunakan Kapal Perang Republik Indonesia Dewaruci tiba di Guangzhou, China.
Komandan KRI Dewaruci Letkol Laut (P) Haris Bima Bayuseto dalam surat elektronik kepada ANTARA di Surabaya, Senin, mengatakan, kedatangan rombongannya itu disambut perwakilan pemerintah RI di Guangzhou.
"Kami juga disambut masyarakat Indonesia yang tinggal di sana dan masyarakat setempat yang telah menunggu kedatangan kami di sepanjang dermaga," katanya.
Beberapa saat menjelang bersandar di pelabuhan, para kadet AAL langsung menggelar atraksi parade dan drum band yang diiringi tarian-tarian serta lagu-lagu tradisional.
"Penampilan kadet benar-benar menakjubkan hingga kapal berada pada posisi sandar," kata Haris.
China merupakan negara kedua yang disinggahi kapal layar jenis latih itu setelah Filipina beberapa waktu sebelumnya.
Selama di Guangzhou, rombongan yang tergabung dalam Satuan Tugas Kartika Jala Krida itu akan melakukan kunjungan kehormatan kepada Kepala Perwakilan Pemerintahan RI.
Kunjungan kehormatan juga akan dilakukan kepada pejabat militer dan sipil serta instansi angkatan laut setempat.
Selain itu, para kadet akan mengunjungi objek penting di Guangzhou, mengikuti pertandingan olahraga persahabatan, dan kirab kota.
"Kami juga memberikan kesempatan kepada masyarakat Guangzhou untuk mengunjungi KRI Dewaruci," kata Haris.
Dalam menjalankan tugas tersebut, para kadet AAL mengemban misi diplomasi untuk membina hubungan yang lebih baik antar-kedua negara.
Satgas Kartika Jala Krida sempat mendapat kunjungan dari Wakil Gubernur AAL Brigjen TNI (Mar) Gatot Subroto di Guangzhou.
Sepulangnya dari China, KRI Dewaruci akan melanjutkan perjalanan menuju Bangkok, Thailand, sebelum kembali lagi ke Tanah Air.
KRI Dewaruci bertolak dari markas Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Surabaya, 6 Juli 2011. Dari Surabaya kapal tersebut menuju Bitung, Sulawesi Utara.
Kapal tersebut menempuh perjalanan sejauh 11.453,4 kilometer selama 52 hari melalui Filipina, China, dan Bangkok.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011