Sampang - Ratusan siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) I Sampang, Madura, Jawa Timur, Sabtu berdemonstrasi di sekolahnya menolak kenaikan sumbangan partisipasi pendidikan (SPP) yang ditetapkan lembaga itu pada tahun pelajaran 2011-2012.
Para siswa ini demo dengan membawa sejumlah poster dan spanduk bertuliskan "Tolak Kenaikan SPP", serta berorasi meminta kepala sekolah mereka memperhatikan kondisi ekonomi orang tua mereka.
Menurut siswa, kenaikan SPP yang diberlakukan pihak sekolah sebesar Rp30 ribu dari sebelumnya Rp80 ribu menjadi Rp110 pada tahun pelajaran baru ini dinilai terlalu tinggi dan sangat memberatkan.
"Orang tua kami sangat terbebani dengan kenaikan SPP sebesar Rp30 ribu. Tolong kepala sekolah membatalkan kenaikan ini," teriah Hery salah seorang siswa saat demo di halaman sekolah mereka.
Selain masalah SPP, para siswa ini juga memprotes kenaikan daftar ulang dari sebelumnya hanya Rp115 ribu menjadi Rp471 ribu pada tahun pelajaran 2011-2012 ini. Sehingga total sumbangan yang harus dibayar siswa pada awal bulan sebesar Rp700 ribu dengan sumbangan kegiatan intra kurikuler (OSIS) sebesar Rp120 ribu.
Di satu sisi, para siswa ini menilai, sumbangan sebesar itu, baik SPP, daftar ulang dan uang OSIS sangat tidak layak, karena keuangan lembaga pendidikan negeri sudah dibantu oleh pemerintah.
"Di lembaga pendidikan swasta saja, meskipun tidak dibiayai oleh pemerintah tidak seperti itu. Kan saya punya teman yang sekolah di swasta. Jadi kami tahu berapa sumbangan uang masuk di awal tahun," kata Hery menjelaskan.
Wakil Kepala Sekolah Muckhlis saat menemui siswa demonstrasi menyatakan, pihaknya terpaksa mengambil kebijakan menaikkan SPP dan daftar ulang, karena sekolah kekurangan biaya untuk merehap gedung.
Di samping itu, kata dia, sekolah juga membutuhkan berbagai perangkat sebagai sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar mengajar, seperti komputer dan laboratoium.
"Dana yang kami terima dari pemerintah untuk operasional sekolah tidak memadai. Makanya sumbangan dari anda-anda ini nantinya yang akan kami gunakan untuk melengkapi berbagai fasilitas sekolah," ucap Mukhlis.
Mukhlis menyatakan, lembaga pendidikan negeri sebagaimana SMKN I Sampang itu, memang mendapatkan bantuan dana.
Namun, sambung dia, jika sekolah hanya bergantung kepada bantuan dana pemerintah tanpa adanya partisipasi dari para orang tua siswa, maka, menurut dia lembaga pendidikan negeri akan sulit untuk berkembang.
Kendatipun demikian, Mukhlis berjanji akan memperhatikan tuntutan para siswa itu denga menyampaikan secara langsung kepada kepala sekolah SMKN I Sampang.
"Tuntutan saudara akan kami perhatikan dan akan kami sampaikan kepada kepala sekolah," ucap Mukhlis.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011