Bojonegoro - Produksi buah belimbing di tepian Bengawan Solo di Desa Ngringinrejo dan Mojo, Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), yang diolah menjadi berbagai produk olahan, baru sekitar lima persen.
Ketua Badan Kerja Sama Antar Desa (BKSA) Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, Agus Widiarso, Sabtu mengatakan, produksi buah belimbing di dua desa yang luasnya mencapai 25 hektare lebih tersebut, baru lima persen yang diolah menjadi berbagai produk olahan yaitu sirup, sari buah, dodol dan kerupuk.
Masalahnya, lanjutnya, pemasaran produk olahan tersebut, yang sudah berjalan dalam tiga tahun terakhir, masih lokal Bojonegoro, sulit dipasarkan ke luar daerah. Selain belum terlalu dikenal, pemkab setempat kurang mendukung perkembangan produk olahan buah belimbing.
"Dalam mengerjakan produk olahan, melibatkan sekitar 30 warga setempat yang semuanya perempuan," ungkapnya.
Ia mengatakan, pemkab seharusnya mendorong perkembangan produk olahan belimbing. Misalnya, di dalam berbagai kegiatan yang digelar pemkab juga kecamatan didorong memanfaatkan minuman sari buah belimbing, termasuk produk olahan lainnya.
"Belum pernah sama sekali, rapat di pemkab atau kecamatan, menghidangkan minuman sari buah belimbing," katanya mengungkapkan.
Di samping itu, lanjutnya, pengembangan berbagai produk olahan buah belimbing, juga membutuhkan modal yang cukup besar."Modal kami masih terbatas, jadi pemasarannya masih lokal, salah satu caranya membuka toko di tepi jalan raya di depan itu," katanya menambahkan.
Padahal, menurut dia, sari buah belimbing yang dikemas dalam kemasan sama dengan air mineral gelas tersebut, bisa bertahan selama sepekan, tanpa obat pengawet. Selain itu, harganya juga tidak terlalu mahal di pasaran Rp1.000,00 per gelas atau satu dos Rp24.000,00.
Ia menjelaskan, dari hasil survei, pohon belimbing di dua desa tersebut, rata-rata jumlahnya 500 pohon/hektare dengan produksi 80 kilogram/pohon dalam setahun."Buah belimbing panen tiga kali, April, Juli dan Oktober," katanya menjelaskan.
Namun, lanjutnya, pemasaran produksi buah belimbing setempat, selama ini, tidak pernah kesulitan pembeli. Setiap panen, langsung diserbu pedagang lokal juga berbagai daerah di Jatim dan Jateng yang langsung datang ke lokasi.
Hanya saja, dengan hanya dibeli berupa buah belimbing, nilai ekonomisnya tidak sebesar kalau produk belimbing diolah menjadi industri olahan."Semua pohon belimbing yang ada ditanam sekitar 100 warga lebih," katanya menambahkan. ***5***
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011