Siswi SMAN 5 Surabaya, Jawa Timur, Nathania menjadi juara 1 kategori Medicine and Health Science dalam ajang kompetisi sains Taiwan International Science Fair (TISF) 2023 melalui penelitiannya tentang ekstrak kelor.
"Selamat untuk anakku Nathania. Prestasi yang berhasil diukir sekaligus membuktikan bahwa pendidikan Jawa Timur mampu melahirkan peneliti muda berkualitas yang layak diperhitungkan oleh negara di kancah global," kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam taklimat media di Surabaya, Kamis.
Dalam ajang yang diikuti pelajar dari 22 negara tersebut, Nathania mengusung inovasinya tentang ekstrak daun kelor bertajuk Moringa Extract (Moringa Oliefera) based Silver Nanoparticle Sisal Fabric as Antibacterial Againts Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus.
Inovasi ini dinilai paling inovatif sehingga sukses mengantarkan Nathania mengalahkan 21 negara dunia.
Sebelumnya Nathania juga merupakan peraih medali perak pada ajang National Science Fair for Indonesian Adolescets atau NASFIA 2022 yang diselenggarakan oleh Indonesia Scientific Society (ISS) secara daring pada bulan November 2022 silam.
Topik penelitian yang dipilih Nathania yang memanfaatkan bahan-bahan lokal yang ada di masyarakat Indonesia daun kelor dan kain sisal mendapatkan apresiasi dari Gubernur Khofifah.
Khofifah menegaskan bahwa saat ini dunia memang sangat membutuhkan pelajar inovatif di bidang sains dan teknologi.
"Ada semangat IKI (Inisiatif, Kolaborasi dan Inovasi) dari seorang Nathania. Dimana penelitian yang dia lakukan sarat akan upaya memberikan solusi dan inovasi yang tentunya bermanfaat untuk keilmuan," kata dia.
Khofifah menambahkan prestasi yang diperoleh siswa SMAN 5 Surabaya ini menjadi awal yang baik di tahun 2023. Selain itu juga tentu menginspirasi teman-teman sebayanya untuk terus mengukir prestasi.
"Di awal tahun ini capaian membanggakan di prestasi international kembali diukir siswa asal Jawa Timur, Nathania. Semoga prestasi Nathania ini menjadi pecut semangat dan motivasi untuk terus meningkatkan prestasi-prestasi membanggakan, tidak hanya di taraf nasional tapi juga international, utamanya melahirkan peneliti muda di bidang sains," katanya.
Untuk itu, Khofifah mendorong kepala sekolah dan guru untuk memberikan pembelajaran sains yang inovatif dan kreatif untuk meningkatkan sistem pelatihan peserta didik di bidang kecerdasan dan mengembangkan kualifikasi peserta didik.
"Hal ini tentu juga akan berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran sains yang baik," katanya.
Sementara itu Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Wahid Wahyudi menjelaskan Taiwan International Science Fair (TISF) merupakan kompetisi penelitian sains bergengsi untuk mengidentifikasi dan memelihara ilmuwan muda berbakat serta mengembangkan keterampilan penelitian ilmiah, kemampuan inovatif, dan perspektif internasional.
Para siswa yang berpartisipasi diharapkan akan memberikan kontribusi kepada masyarakat.
Dengan capaian ini, Wahid berharap akan ada Nathania-Nathania berikutnya yang membangkitkan peneliti muda Jawa Timur. Tak hanya itu, ia juga berharap tenaga pendidik terus meningkatkan inovasi dan kreasinya dalam pembelajaran sains.
Di tahun 2022, prestasi siswa Jawa Timur di bidang sains juga cukup moncer. Ini terbukti saat Jatim meraih Juara Umum pada Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) serta Juara Umum Olimpiade Sains Nasional (OSN).
TISF 2023 dihadiri oleh 22 negara di dunia, yakni Taiwan, Indonesia, Singapura, Thailand, Macau, Filipina, Jepang, Korea Selatan, Rusia, Ukraina, Iran, Mesir, Luxemburg, Afrika Selatan, Tunisia, Turki, Italia, Brasil, Meksiko, Swiss, Republik Ceko dan Amerika Serikat.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023