Rumah Tahanan Klas IIB Trenggalek, Jawa Timur aktif memberi pembekalan ketrampilan wirausaha kepada warga binaan setempat, agar memiliki kemampuan mengelola unit usaha kecil menengah (UKM) secara mandiri maupun berkelompok.

Program pemberdayaan yang telah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir itu mendapat apresiasi Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Timur, Imam Jauhari saat meresmikan kelas budaya dan madrasah diniyah yang merupakan program peningkatan pelayanan dan pembinaan warga binaan di Rutan Kelas II B Trenggalek, Selasa.

Menurut dia, pelatihan kemandirian itu penting sebagai bekal para warga binaan untuk mendapat modal berusaha secara legal saat mereka sudah bebas dan menyelesaikan masa hukuman di dalam lingkungan rutan/LP.

"Pelatihan semacam ini penting agar mereka nanti bisa mengoptimalkan peluang menjadi lapangan pekerjaan di tengah masyarakat setelah bebas nanti," ujarnya.

Pembekalan kemandirian itu diwujudkan melalui program pendidikan, berupa pelatihan-pelatihan kerajinan tangan, kesenian hingga kebudayaan dengan dipandu tutor profesional.

Sekolah nonformal itu untuk mengasah keterampilan para warga binaan sesuai dengan bakat dan minatnya.

"Jadi yang tidak punya pendidikan disekolahkan. Endingnya sama dengan sekolah (pelatihan kerja) di luar, memperoleh sertifikat, sehingga mereka paham tentang ilmu yang update di luar sekolah. Karena mereka punya hak pendidikan, sekolah. Ada pembinaan keterampilan, kesenian dan lain sebagainya yang nantinya jadi bekal setelah keluar," katanya.

Selain program kemandirian yang berorientasi pada dunia pekerjaan, kata Imam, Rutan Trenggalek juga memberikan bekal kerohanian melalui madrasah diniyyah dan kegiatan pembelajaran keagamaan lainnya.

Harapannya, warga binaan setelah lulus dapat membaur secara harmonis di lingkungan masyarakat.

“Bisa diterima di lingkungan keluarga, masyarakat dan berubah 100 persen setelah dari sini. Tidak lagi melakukan pelanggaran pidana, tapi punya bekal yang diperoleh dari rutan, bekal kemandirian dan kerohanian,” ujarnya.

Menurut Imam, banyak faktor yang membuat orang melakukan perbuatan melawan hukum hingga berujung dipenjara. Meliputi faktor lingkungan, sosial, hingga ekonomi.

Untuk itu, Rutan Trenggalek berinisiatif membekali warga binaan keterampilan yang berpeluang menjadi lapangan pekerjaan yang diperkuat dengan sisi kerohanian sebagai bentengnya.

"Warga binaan tidak ada yang sengaja masuk rutan, mereka khilaf sehingga melakukan perbuatannya melawan hukum. Ada banyak faktor yang melatarbelakangi. Mereka orang baik, tapi karena salah langkah saja melakukan hal tersebut," pungkasnya.

Selain meresmikan kelas budaya dan madrasah diniyyah, Imam juga meninjau sejumlah fasilitas lain di Rutan Trenggalek, diantaranya klinik kesehatan hingga hasil kerajinan tangan warga binaan, mulai dari batik shibori, miniatur kapal pinisi, hingga lukisan karya warga binaan.

Kedatangan Kakanwil Kemenkumham Jatim itu disambut tarian turangga kecak, perpaduan kesenian asli Trenggalek dengan Bali.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023