Lima siswa SMA Negeri 2 (SMADA) Surabaya meraih dua penghargaan dalam ajang "Bangkok International Intellectual Property, Invention, Innovation and Technology Exposition" (IPITEx) melalui melalui inovasi sistem pengawasan khusus bagi orang tua lewat kecerdasan buatan (EMS-AI).
Kelima siswa yang memperoleh penghargaan tersebut adalah Muhammad Rezqy Agung, Fazil Sabillarasyad, Muhammad Thufail Addausy, Hernawan Santosa, dan Ayman Nawwaf Alfina.
Salah seorang anggota tim SMADA Muhammad Rezqy Agung saat dihubungi di Surabaya, Rabu, mengatakan timnya memperoleh medali perak kategori "Medical and Internet of Things" ( IOT) dari NRCT (National Research Council of Thailand) dan special award dari Medical University of Lodz Polandia.
"Kami membuat sistem pengawasan orang tua yang terhubung dengan aplikasi sehingga kegiatan mereka di rumah dapat dimonitor dari jarak jauh. Namun, sistem pengawasan ini tetap mengedepankan privasi orang tua dengan tidak memasang kamera pengawas atau CCTV," katanya.
Untuk menciptakan hal tersebut, lanjutnya, timnya membuat perangkat dengan empat sensor khusus, di antaranya sensor gerak, suhu, pintu dan detak jantung, dari sensor yang membaca data aktifitas orang tua di rumah.
"Pengambilan data kebiasaan itu dilakukan antara tiga minggu sampai satu bulan. Data tersebut akan dikelola dengan sistem AI dan dijadikan sebagai data kebiasaan hidup. Selanjutnya, selama sistem pengawasan beroperasi, EMS-AI akan terus menyimpan data kebiasaan hidup orang tua secara update," ujarnya.
Berdasarkan data tersebut, sensor akan merespon jika orang tua melakukan kebiasaan yang berbeda, misalnya kebiasaan tidur orang tua yang sehari-hari dilakukan mulai pukul 22.00.
Jika lebih dari 22.00 orang tua belum istirahat di kamar maka sistem akan mengirimkan notifikasi ke keluarga yang memegang aplikasi sistem monitoring.
"Sehingga melalui alat ini kita dapat mengetahui jika terjadi sesuatu di luar kebiasaan yang dilakukan orang tua," ujar siswa kelas X tersebut.
Rezqy menjelaskan inisiatif terciptanya inovasi ini karena sejumlah peristiwa yang dialami orang tua jompo tanpa keluarga dibuat demi menghindari hal-hal vital yang tidak ingin terjadi pada orang tua.
"Alat ini masih kompatibel untuk diaplikasikan di rumah dengan jumlah satu orang tua. Sehingga belum bisa diaplikasikan untuk panti jompo dengan banyak orang tua," ucap putra sulung Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai tersebut.
Lebih lanjut Rezqy menyampaikan, alat tersebut diharapkan dapat terus dikembangkan hingga untuk dipasarkan.
"Dalam kompetisi itu harganya kita tawarkan sekitar USD 260," katanya.
Sementara itu, dalam siaran pers diterima, Kepala SMAN 2 Surabaya Titik Hariani mengapresiasi prestasi Silver Medal yang telah diraih siswanya dalam Thailand Inventors' Day 2023 kategori Youth Innovation, terlebih mampu bersaing dengan para siswa lainnya dari 24 negara.
"Mereka mendapat penghargaan di kategori penemuan teknologi, kemudian mempresentasikan hasil temuan mereka ditingkat internasional. Dengan kemenangan ini tentu memberikan semangat dan motivasi kepada siswa lainnya di SMADA Surabaya," ujar dia.
Menurut dia, prestasi tersebut juga memberikan harapan kepada siswa lainnya dalam mendorong siswa untuk mengeluarkan inspirasinya agar anak-anak muda lebih kreatif dan inovatif.
"Di era global ini anak-anak harus mampu bersaing agar jiwa kompetitifnya terasahnya, dan menandakan peniliti kita tidak kalah dengan peneliti luar," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Kelima siswa yang memperoleh penghargaan tersebut adalah Muhammad Rezqy Agung, Fazil Sabillarasyad, Muhammad Thufail Addausy, Hernawan Santosa, dan Ayman Nawwaf Alfina.
Salah seorang anggota tim SMADA Muhammad Rezqy Agung saat dihubungi di Surabaya, Rabu, mengatakan timnya memperoleh medali perak kategori "Medical and Internet of Things" ( IOT) dari NRCT (National Research Council of Thailand) dan special award dari Medical University of Lodz Polandia.
"Kami membuat sistem pengawasan orang tua yang terhubung dengan aplikasi sehingga kegiatan mereka di rumah dapat dimonitor dari jarak jauh. Namun, sistem pengawasan ini tetap mengedepankan privasi orang tua dengan tidak memasang kamera pengawas atau CCTV," katanya.
Untuk menciptakan hal tersebut, lanjutnya, timnya membuat perangkat dengan empat sensor khusus, di antaranya sensor gerak, suhu, pintu dan detak jantung, dari sensor yang membaca data aktifitas orang tua di rumah.
"Pengambilan data kebiasaan itu dilakukan antara tiga minggu sampai satu bulan. Data tersebut akan dikelola dengan sistem AI dan dijadikan sebagai data kebiasaan hidup. Selanjutnya, selama sistem pengawasan beroperasi, EMS-AI akan terus menyimpan data kebiasaan hidup orang tua secara update," ujarnya.
Berdasarkan data tersebut, sensor akan merespon jika orang tua melakukan kebiasaan yang berbeda, misalnya kebiasaan tidur orang tua yang sehari-hari dilakukan mulai pukul 22.00.
Jika lebih dari 22.00 orang tua belum istirahat di kamar maka sistem akan mengirimkan notifikasi ke keluarga yang memegang aplikasi sistem monitoring.
"Sehingga melalui alat ini kita dapat mengetahui jika terjadi sesuatu di luar kebiasaan yang dilakukan orang tua," ujar siswa kelas X tersebut.
Rezqy menjelaskan inisiatif terciptanya inovasi ini karena sejumlah peristiwa yang dialami orang tua jompo tanpa keluarga dibuat demi menghindari hal-hal vital yang tidak ingin terjadi pada orang tua.
"Alat ini masih kompatibel untuk diaplikasikan di rumah dengan jumlah satu orang tua. Sehingga belum bisa diaplikasikan untuk panti jompo dengan banyak orang tua," ucap putra sulung Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai tersebut.
Lebih lanjut Rezqy menyampaikan, alat tersebut diharapkan dapat terus dikembangkan hingga untuk dipasarkan.
"Dalam kompetisi itu harganya kita tawarkan sekitar USD 260," katanya.
Sementara itu, dalam siaran pers diterima, Kepala SMAN 2 Surabaya Titik Hariani mengapresiasi prestasi Silver Medal yang telah diraih siswanya dalam Thailand Inventors' Day 2023 kategori Youth Innovation, terlebih mampu bersaing dengan para siswa lainnya dari 24 negara.
"Mereka mendapat penghargaan di kategori penemuan teknologi, kemudian mempresentasikan hasil temuan mereka ditingkat internasional. Dengan kemenangan ini tentu memberikan semangat dan motivasi kepada siswa lainnya di SMADA Surabaya," ujar dia.
Menurut dia, prestasi tersebut juga memberikan harapan kepada siswa lainnya dalam mendorong siswa untuk mengeluarkan inspirasinya agar anak-anak muda lebih kreatif dan inovatif.
"Di era global ini anak-anak harus mampu bersaing agar jiwa kompetitifnya terasahnya, dan menandakan peniliti kita tidak kalah dengan peneliti luar," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023