Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas mengucapkan selamat ulang tahun ke 100 Nahdlatul Ulama (NU) dan berharap pada abad kedua NU lebih digdaya.
"Selamat satu abad Nahdlatul Ulama. Kini telah terbuka gerbang abad kedua. Semoga limpahan rahmat senantiasa tercurah untuk Indonesia dan Nahdlatul Ulama. Insya Allah NU semakin digdaya, di mana kedigdayaannya itu didedikasikan untuk peradaban dunia," katanya usai menghadiri Resepsi Puncak Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Selasa.
Anas yang juga mantan ketua umum Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) itu mengatakan perjalanan satu abad Nahdlatul Ulama menjadi bukti nyata bahwa jamiyah ini didirikan oleh para muassis NU semata demi negeri.
"Dalam setiap lika-liku sejarah, jatuh bangun Republik, jamiyah ini tak pernah sekali pun absen hadir membersamai negeri," ucapnya.
Anas mengatakan, sesuai sambutan dari Presiden Joko Widodo saat Resepsi Puncak Satu Abad NU, organisasi yang didirikan KH Hasyim Asyari itu telah memberikan warna yang luar biasa untuk ibu pertiwi Indonesia dengan memperkuat nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan, keislaman dan kebangsaan, persatuan dan kesatuan, serta kerukunan dalam keberagaman.
Sesuai harapan Presiden Jokowi, kata Anas, NU ke depan juga diharapkan mempersiapkan nahdliyin muda yang menguasai sains dan teknologi.
"Saya juga melihat kini semakin banyak anak muda NU yang menguasai dunia digital, bukan hanya soal media sosial, tapi juga beragam dimensi teknologi informasi lainnya," katanya.
Penguasaan dunia digital tersebut diyakini Anas juga akan turut mendorong kesuksesan berbagai transformasi pelayanan publik berbasis digital yang kini sedang dikebut pemerintah.
"Semakin budaya digital terbentuk, pasti akan ikut mengakselerasi pelayanan publik berbasis digital," ujarnya.
Ia juga melihat PBNU terus bergerak mendorong pemberdayaan ekonomi umat, mengakselerasi pengembangan SDM, dan memajukan dunia digital, sekaligus tetap fokus dan membumi pada tradisi Nusantara dan kukuh pada penyebaran moderasi beragama.
Ia mengatakan, salah satu tantangan terbesar NU ke depan adalah memanfaatkan bonus demografi dengan baik.
"Jika kita bisa memanfaatkan bonus demografi, seperti pengalaman Jepang dan Korea, Indonesia ke depan akan semakin maju. NU punya peranan penting lewat berbagai lembaga pendidikannya. Selain itu, yang juga sangat penting adalah memperhatikan soal stunting dengan ikut memberi perhatian gizi pada ibu hamil dan balita," katanya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Selamat satu abad Nahdlatul Ulama. Kini telah terbuka gerbang abad kedua. Semoga limpahan rahmat senantiasa tercurah untuk Indonesia dan Nahdlatul Ulama. Insya Allah NU semakin digdaya, di mana kedigdayaannya itu didedikasikan untuk peradaban dunia," katanya usai menghadiri Resepsi Puncak Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Selasa.
Anas yang juga mantan ketua umum Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) itu mengatakan perjalanan satu abad Nahdlatul Ulama menjadi bukti nyata bahwa jamiyah ini didirikan oleh para muassis NU semata demi negeri.
"Dalam setiap lika-liku sejarah, jatuh bangun Republik, jamiyah ini tak pernah sekali pun absen hadir membersamai negeri," ucapnya.
Anas mengatakan, sesuai sambutan dari Presiden Joko Widodo saat Resepsi Puncak Satu Abad NU, organisasi yang didirikan KH Hasyim Asyari itu telah memberikan warna yang luar biasa untuk ibu pertiwi Indonesia dengan memperkuat nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan, keislaman dan kebangsaan, persatuan dan kesatuan, serta kerukunan dalam keberagaman.
Sesuai harapan Presiden Jokowi, kata Anas, NU ke depan juga diharapkan mempersiapkan nahdliyin muda yang menguasai sains dan teknologi.
"Saya juga melihat kini semakin banyak anak muda NU yang menguasai dunia digital, bukan hanya soal media sosial, tapi juga beragam dimensi teknologi informasi lainnya," katanya.
Penguasaan dunia digital tersebut diyakini Anas juga akan turut mendorong kesuksesan berbagai transformasi pelayanan publik berbasis digital yang kini sedang dikebut pemerintah.
"Semakin budaya digital terbentuk, pasti akan ikut mengakselerasi pelayanan publik berbasis digital," ujarnya.
Ia juga melihat PBNU terus bergerak mendorong pemberdayaan ekonomi umat, mengakselerasi pengembangan SDM, dan memajukan dunia digital, sekaligus tetap fokus dan membumi pada tradisi Nusantara dan kukuh pada penyebaran moderasi beragama.
Ia mengatakan, salah satu tantangan terbesar NU ke depan adalah memanfaatkan bonus demografi dengan baik.
"Jika kita bisa memanfaatkan bonus demografi, seperti pengalaman Jepang dan Korea, Indonesia ke depan akan semakin maju. NU punya peranan penting lewat berbagai lembaga pendidikannya. Selain itu, yang juga sangat penting adalah memperhatikan soal stunting dengan ikut memberi perhatian gizi pada ibu hamil dan balita," katanya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023